Mohon tunggu...
Euis Sri Nurhasanah
Euis Sri Nurhasanah Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Blogger, perayap teks, penyuka buku, film, & jalan-jalan. Blog saya yang lain: www.isrinur.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Kereta Waktu, Perjalanan Bisu

28 Maret 2015   07:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Di gerbong kereta aku melihatmu berdiri di keramaian penumpang
dan menghilang ke dalam perjalanan bisu menunggu
stasiun demi stasiun dan menghitung jarak dan waktu
menuju perhentian.

Jendela menayangkan siluet buram hal-hal yang lalu
bersama laju waktu membawamu
pergi, menjauh

Demikianlah kata-kata terlewatkan bersama makna-makna yang memburam.
Saat kau kembali demi pulang, malam semakin mengaburkan
kata-kata tak lagi tergenggam,
tercecer sepanjang antara stasiun demi stasiun yang kaulewati.
Kata-kata menjelma igauan yang terus menayangkan arti-arti serampangan.

Lalu kau yang pergi bukan lagi kau yang pulang.
kau hilang bersama kata-kata yang terus disalahpahami.
Lalu kauhapus dirimu, seperti kata-kata menghilang saja.
Jadi kau cuma pergi,
bukan pulang.

*2014

(2)

Di atas kereta

aku melihatmu berdiri dan menghilang

dalam keramaian penumpang

kilasan & bayangan melesat di bingkai jendela yang buram

Kau pergi bersama leburan ruang-waktu yang dilarikan gerbong perjalanan

Stasiun demi stasiun persinggahan menjelma sketsa penantian

Setiap denting tanda perhentian menyentak kekaburan kesadaran

Lalu perhentian memendam jawab atas pertanyaan-pertanyaan

Adakah kita, di suatu masa

pernah duduk di gerbong yang sama,

bergerak menuju destinasi yang sama,

dalam diam tanpa sapa?

*2014-2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun