(1)
Di gerbong kereta aku melihatmu berdiri di keramaian penumpang
dan menghilang ke dalam perjalanan bisu menunggu
stasiun demi stasiun dan menghitung jarak dan waktu
menuju perhentian.
Jendela menayangkan siluet buram hal-hal yang lalu
bersama laju waktu membawamu
pergi, menjauh
Demikianlah kata-kata terlewatkan bersama makna-makna yang memburam.
Saat kau kembali demi pulang, malam semakin mengaburkan
kata-kata tak lagi tergenggam,
tercecer sepanjang antara stasiun demi stasiun yang kaulewati.
Kata-kata menjelma igauan yang terus menayangkan arti-arti serampangan.
Lalu kau yang pergi bukan lagi kau yang pulang.
kau hilang bersama kata-kata yang terus disalahpahami.
Lalu kauhapus dirimu, seperti kata-kata menghilang saja.
Jadi kau cuma pergi,
bukan pulang.
*2014
(2)
Di atas kereta
aku melihatmu berdiri dan menghilang
dalam keramaian penumpang
kilasan & bayangan melesat di bingkai jendela yang buram