Mohon tunggu...
Euis Marya Syahida
Euis Marya Syahida Mohon Tunggu... -

semangat, percaya diri, penuh tantangan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dies Natalis Undip ke-45 FK Gelar Seminar Kelamin Ganda

14 Oktober 2011   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:58 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-

Menurut Ketua Tim Penyesuaian Kelamin FK Undip, Prof. Sultana MH Faradz, PhD. Acara seminar ini ditujukan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memahami fenomena kelamin ganda sehingga masyarakat akan lebih baik pengetahuannya. Sedangkan konsultasi tentang kelamin ganda ini menjadi salah satu bentuk pengabdian masyarakat Fakultas Kedokteran Undip gratis bagi para penderita seluruh Indonesia .

Prof. Sultana yang juga Pembantu Rektor Bidang pengembangan dan kerjasama Undip ini menyampaikan bahwa Tim Penyesuaian kelamin FK Undip merupakan satu-satunya team di Indonesia yang menangani kasus-kasus kelamin ganda.

Kelamin ganda


Lebih Lanjut ia menerangkan bahwa fenomena kelamin ganda populer dengan Anak yang dilahirkan dalam kondisi variasi antara pria dan wanita disebut “interseks”. Sebagian anak dengan kondisi interseks lahir dengan fisik seperti pria dan wanita pada umumnya, namun sebagian lagi lahir dengan kondisi “antara”. Kondisi tersebut terkadang kita kenal dengan ambiguous genitalia.

“Masyarakat umum berpendapat ketidak jelasan alat kelamin sebagai kelamin ganda yang sering dianggap sama dengan banci atau sama dengan laki-laki yang seperti perempuan” terangnya.

“Dalam dunia medis kelamin ganda sebenarnya disebut dengan ambiguous genitalia yang artinya alat kelamin meragukan, namun belakangan ini para ahli endokrin menggunakan istilah Disorders of Sexual Development (DSD). Penyakit yang memberikan gejala ambiguous genitalia yang terbanyak adalah Androgen Insensitivity Syndrome (AIS) bila pada laki-laki (yang memiliki kromosom 46, XY) dan Congenital adrenal hyperplasia (CAH) bila pada wanita (yang memiliki kromosom 46, XX)” jelasnya lebih lanjut. “Cukup sering anak lahir dengan kondisi interseks tidak mendapat penanganan sampai  umur 1 tahun” jelasnya

Sultana menegaskan Seperti kebanyakan kondisi medis, akan ada beberapa situasi di awal yang harus dihadapi. Pada mulanya adalah apa yang perlu disampaikan kepada anggota keluarga lain atau teman yang ingin mengetahui apakah anak yang lahir laki-laki atau perempuan. Mungkin akan lebih mudah untuk memberitahukan kepada keluarga bahwa dokter tidak sepenuhnya yakin akan jenis kelamin anak, sehingga mereka ingin melakukan beberapa pemeriksaan

“Keputusan terberat pada saat awal adalah apakah sebaiknya anak dibesarkan sebagai laki-laki atau perempuan” jelasnya

“Penyebab penyakit interseks sangat kompleks, terbanyak oleh karena kelainan genetik, namun pengaruh lingkungan terutama penggunaan obat-obat hormonal pada masa kehamilan merupakan salah satu yang diduga” tegasnya lebih lanjut

“Tindakan operasi harus dilakukan dengan pertimbangan yang sangat hati-hati atau bahkan penundaan sampai anak mencapai usia dewasa. Penentuan jenis kelamin dan tindakan operasi koreksi tidak hanya ditentukan secara sepihak oleh orang tua saja.  Untuk menghindari masalah medikolegal maka perlunya penyusunan standard baku nasional untuk penanganan kelamin ganda yang diatur oleh Departemen Kesehatan” paparnya lebih lanjut

sumber : http://www.undip.ac.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun