Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salahsatu pembelajaran wajib bagi siswa-siswi baik itu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan.Â
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia juga merupakan pembelajaran wajib pada pendidikan di Indonesia. Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar khususnya sekolah dasar (SD) yaitu mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi karena bahasa Indonesia merupakan sarana berpikir untuk menumbuh kembangkan cara berpikir logis, sistematis, dan kritis.Â
Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi salahsatu mata pelajaran yang diujikan ketika Ujian Nasional ( UN ) dan menjadi syarat kelulusan pada lembaga pendidikan tersebut. Tetapi, pada Pandemi Covid -19 Ujian Nasional resmi dihapus oleh pemerintah.
Pemerintah mengevaluasi kurikulum yang tadinya Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka Belajar. Adapun maksud dan tujuan pemerintah mengevaluasi Kurikulum tersebut, yaitu untuk mengejar ketertinggalan pendidikan di masa Covid-19. Kemendikbud menjelaskan pandemi Covid-19 menyebabkan banyaknya kendala dalam proses pembelajaran di satuan Pendidikan yang memberikan dampak yang cukup signifikan. Oleh sebab itu, sekolah yang belum siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum darurat.[1]
Menurut Mukhlis Abdillah selaku Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Semarang, Â menuturkan Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter profil pelajar pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin dan kompetensi siswa .
Pembelajaran sebelum pandemi dan  pasca pandemi tentunya berbeda. Ketika pandemi siswa-siswi hanya fokus pada gadgetnya masing-masing dan pembelajarannya pun dilaksanakan dirumah masing-masing. Adapun, pasca pandemi pembelajaran diadakan secara tatap muka langsung (offline ). Diadakannya pembelajaran offline tersebut sebagian siswa ataupun siswi merasa kaget dan belum terbiasa dalam belajar offline. Mereka terbiasa dengan gadgetnya masing-masing berbeda ketika mereka dikelas harus memerhatikan guru menjelaskan.
Pelaksanaan pembelajaran di dunia pendidikan merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan oleh guru atau pendidik. Pelaksanaan akan tercapai dengan baik apabila guru mampu menguasai indikator pelaksanaan pembelajaran dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam hal ini, tenaga pendidik dituntut untuk senantiasa menerapkan metode dalam pembelajaran tidak hanya pembelajaran bahasa indonesia tetapi juga pembelajaran yang lain.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa indonesia salah satunya metode pembelajaran problem solving. Metode ini merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan jadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahannya oleh siswa. Penerapan metode pembelajaran problem solving dilakukan dimana guru menyampaikan pokok bahasan yang akan diajarkan sehari atau sebelum pembelajaran. Pada saat pembelajaran siswa sudah mempelajari materi yang telah dipelajari.
Adapun langkah-langkah metode problem solving secara garis besarnya, Â sebagai berikut: adanya masalah, merumuskan masalah, analisa hipotesa, mengumpulkan data, analisis data, mengambil kesimpulan, aplikasi dari kesimpulan dan menilai kembali seluruh proses pemecahan masalah. Namun guru lebih cenderung menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah yang lebih sederhana dan mudah dipahami.[1]
 Untuk lebih memahami materi seorang siswa maupun siswi harus menerapkan metode yang telah dijabarkan. Selain metode tadi , metode pembelajaran pun bisa ditonton siswa melalui media seperti, Youtube, Instragram, dan lain sebagainya. Berbagai media pembelajaran diharapkan memudahkan siswa-siswi untuk belajar dan mengembangkan ide-ide atas apa yang mereka pelajari.
Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa-siswi sekolah menengah atas baik itu ketika masa pandemi maupun pasca pandemi sangat efisien. Karena, ketika kita memahami apa yang disampaikan pendidik selagi kita fokus dalam menyimak pembelajaran maka itu sangat baik . Adapun, sebagian siswa-siswi ada yang suka pembelajaran online dan sebagian lagi ada yang suka pembelajaran offline. Kebanyakan siswa-siswi pasca pandemi ada yang malas pergi kesekolah karena sudah nyaman belajar dirumah masing-masing. Selain itu, ada juga yang ketergantungan dengan gadget dan melupakan aktivitas lainnya.
 Cara paling ampuh mengatasi persoalan tersebut, yaitu dengan menghadirkan tenaga pendidik yang bermutu dan didukung dengan orang tua siswa-siswi masing-masing. Sehingga, terwujudnya pembelajaran yang efektif, efesien dan dapat diterima oleh siswa-siswi. Oleh karena itu, dunia pendidikan merupakan bekal awal dalam kehidupan yang sesungguhnya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H