Mohon tunggu...
Healthy

Alkohol, Heroin dan Kokain : Interaksi Euphoria yang Berujung Kematian

18 April 2016   17:47 Diperbarui: 19 April 2016   09:12 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   [caption="http://www.diedukasi.com/2015/10/pengertian-narkoba-secara-lengkap.html"]

           Istilah penggunasalahan obat (drug misuse) digunakan untuk semua konsumsi obat yang merusak  atau  mengancam  kesehatan fisik atau mental seseorang dan penggunaan obat yang ilegal. Penggunasalahan obat termasuk alkohol, nikotin, serta peresepan obat berlebihan yang merugikan (misalnya benzodiazepine, stimulant) dan juga konsumsi obat-obat yang ilegal.

             Ketergantungan obat adalah istilah yang digunakan bila seseorang mempunyai dorongan yang kuat untuk mengkonsumsi obat dengan tujuan untuk merasakan efek psikisnya dan kadang-kadang untuk menghindari gejala putus obat yang tidak nyaman.

             Kemungkinan penggunasalahan obat  bisa menyebabkan ketergantungan tergantung dari banyak faktor, termasuk jenis obat, cara pemberian, pola konsumsi obat dan individual. Sistem penghantaran cepat (misalnya suntikan intravena, merokok, kokain dan heroin) meningkatkan potensi ketergantungan. Suntikan intravena mempunyai bahaya infeksi penyerta (AIDS, hepatitis, septicemia dan lain-lain).

             Mekanisme yang mendasari ketergantungan serta toleransi obat belum dipahami dengan baik. Secara umum, pemberian obat kronis menginduksi perubahan adaptif homeostatic dalam otak yang bekerja dalam suatu cara untuk melawan kerja obat. Putus obat menyebabkan rebound pada eksitabilitas sentral. Penghentian depresan (misalnya alkohol, barbiturate) bisa menyebabkan konvulsi, sementara penghentian obat-obat perangsang (misalnya amfetamin) menyebabakan depresi.

           Penggunasalahan obat dan ketergantungan obat juga dialami  pelantun “Back To Black”  yang ditemukan tewas di kediamannya, sabtu sore, 23 Juli 2011.  Amy Winehouse diduga meninggal akibat overdosis heroin dan kokain, namum ada pula kemungkinan bahwa dia meninggal akibat overdosis alkohol yang dialamiya selama ini.

Alkohol

          Alkohol dikenal sebagai Jekyll and Hyde  karena saat diminum dalam jumlah yang terbatas alkohol relative tidak berbahaya, sedangkan jika dikonsumsi berlebihan dan penyalahgunaan alkohol akan menghancurkan hidup seseorang.

             Alkohol mempunyai efek yang menyerupai efek anestetik umum. Alkohol menghambat masuknya Ca2+ prasinaps (dan juga pelepasan transmitor) dan mempotensiasi inhibisi yang diperentarai GABA. Toleransi yang hebat terhadap alkohol dapat terjadi, tetapi mekanisme yang terlibat tidak dipahami dengan baik. Kanal Ca2+ prasinaps bisa meningkat jumlahnya sehingga ketika alkohol dihentikan, pelepasan transmitor menjadi abnormal tinggi dan ini bisa menyebabkan sindrom putus obat.

            Sindrom putus obat mulai dari perasaan melayang sampai serangan epilepsi dan kondisi delirium tremens, dimana pasien menjadi teragitasi, bingung,  dan bisa mempunyai halusinasi berat. Penghentian alcohol mungkin membutuhkahkan diazepam, klometiazol untuk mencegah serangan.

Heroin (diamorfin)

           Heroin dan opioid lainnya mempunyai potensi penggunasalahan dan ketergantungan yang tinggi akibat sensasi euphoria yang timbul bila obat ini digunakan secara intravena. Toleransi timbul dengan cepat pada pecandu dan penghentian opioid secara tiba-tiba menyebabkan keinginan yang hebat untuk menggunakan obat, bersama dengan sindrom putus obat yang ditandai dengan menguap, berkeringat, bulu kuduk berdiri, tremor, iritabilitas, anoreksia, mual dan muntah. Substitusi dengan obat-obat kerja panjang yang diberikan secara oral (metadon atau buprenorfin) mengurangi kerusakan akibat kecanduan heroin (misalnya infeksi, kriminalitas) dan bisa menjadi suatu tahap detokfikasi dengan menurunkan dosis secara bertahap.

           Mekanisme yang mendasari ketergantungan dan toleransi opioid tidak diketahui. Pemberian kronis tidak mempengaruhi reseptor opioid, tetapi perubahan-perubahan pada second messenger mungkin penting, misalnya pada lokus serelous aktivitas reseptor μ menghambat aktivitas adenilat siklase, tetapi pemberian opioid kronis  menyebabkan aktivitas enzim meningkat. Penghentian opioid inhibitor selanjutnya menyebabkan produksi cAMP berlenihan, yang bisa menyebabkan rebound (peningkatan) eksitabilitas neuronal.

Kokain

            Kokain memblok ambilan kembali dopamine ke dalam terminal  saraf dan mempunyai efek yang sangat mirip dengan afetamin. Kokain dihidroklorida biasanya dihirup melalui hidung, tetapi basa bebasnya (crack) yang lebih volatile, dapat dihisap seperti rokok, diamana dengan cara ini kokain lebih cepat diabsorpsi melalui paru-paru dan menghasilkan sensasi euphoria (rush) yang tiba-tiba, cepat, tetapi sangat hebat. Obat-obat stimulant sangat adiktif dan psikotoksik. Penggunaan berulang bisa menyebabkan suatu keadaan yang menyerupai serangan akut skizofrenia.

          Menurut  Medscape Drug Interaction Checker, penggunaan bersama heroin (diamorfin) dengan alkohol dapat meningkatkan efek sedasi. Hal ini dapat meningkatkan efek samping sistem saraf seperti, mengantuk, pusing, ringan, sulit berkonsentrasi, dan gangguan dalam berpikir dan mengambil keputusan. Pada kasus yang berat seperti tekanan darah rendah, gangguan pernapasan, pingsan, koma, atau bahkan kematian dapat terjadi.

           Penggunaan alkohol dan kokain menjadi terkenal pada masyarakat Amerika Serikat karena penggunaannya diduga memberikan rasa mabuk yang lebih kuat, di mana kokain akan mengantagonis kinerja psikomotorik setelah minum alkohol. Ketika kokain dan alkohol digunakan bersamaan akan menghasilkan suatu zat aktif yang baru secara farmakologis disebut kokaetilen.  Senyawa ini menunjukkan kemampuan melewati sawar darah otak dan menimbulkan efek farmakologis melalui reseptor dopamine sehingga meningkatan perasaan euphoria. Lebih lanjut, waktu paruh eliminasi kokaetilen lebih panjang dibandingkan kokain sehingga membantu mempertahankan dan memperpanjang efek obat stimulant pada individu. Beberapa penelitian menyatakan bahwa resiko kardiotoksitas meningkat jika kokain digunakan bersama dengan alkohol.

 

Semoga bermanfaat…!!!

Salam kelompok VIII : Nasriani

                                  Jumriah

                                  Andi Sriyani

                                  Eugenia Nona Odel

Sumber :

http://www.drugs.com/drug_interactions.html. Diakses : 15/04/2016/

http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker. Diakses: 15/04/2016

Neal M.J, 2006, At a Glance Farmakologi Medis, Edisi V, Penerbit Erlangga : Jakarta. Hal. 68

Mozayani, Ashraf, 2012, Buku Ajar Interaksi Obat Pedoman Klinis dan Forensik, EGC : Jakarta. Hal 381.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun