Hampir 10 persen penduduk dunia menderita Gastritis. Berdasarkan penelitian World Health Organization, insiden gastritis di dunia mengalami peningkatan mencapai sekitar 1,8-2,1 juta jiwa per tahun.Â
Di Indonesia pada tahun 2009 tercatat 30.154 penderita gastritis yang menjalani rawat inap di rumah sakit, yang terdiri dari 12.378 orang laki-laki dan 17.396 orang perempuan. Â
Gastritis merupakan suatu inflamasi yang terjadi pada lapisan mukosa lambung akibat adanya ketidak seimbangan antara faktor penyebab iritasi lambung (pepsin dan HCl) dan faktor pelindung lambung (mukus dan bikarbonat).Â
Penyebab ketidakseimbangan faktor pengiritasi dan pelindung lambung tersebut salah satunya diakibatkan karena penggunaan obat-obatan golongan NSAID (Non-steroidal Anti Inflammatory Drugs) dalam jangka waktu yang panjang. Obat-obatan yang masuk dalam golongan NSAID diantaranya adalah Ibuprofen, Aspirin, Meloxicam, Na-diclofenac, dan sebagainya, yang biasanya digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri (Fathan, 2016).
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan. Nyeri dapat dirasakan karena banyaknya pelepasan mediator nyeri salah satunya adalah prostaglandin (Meliala, 2004).Â
Prostaglandin merupakan hasil bentukan dari asam arakhidonat dengan bantuan enzim siklooksigenase yang berperan dalam proses inflamasi, edema, rasa nyeri lokal dan kemerahan (eritema lokal).Â
Terdapat 2 jenis enzim siklooksigenase (COX) yaitu COX-2 yang  berfungsi meningkatkan terjadinya trauma (otak dan ginjal) dan menimbulkan inflamasi, demam, dan nyeri. Sebaliknya, COX-1 yang terdapat pada parenkim ginjal, platelet, dan lambung berperan dalam proses agregasi platelet, fungsi ginjal, dan membantu dalam perlindungan lambung (Fathan, 2016).
Bagaimana cara NSAID dapat menyebabkan Gastritis? NSAID dapat memicu terjadinya Gastritis karena mekanisme kerjanya yang menghambat aksi dari enzim sikloosigenase. Sehingga jika kerja dari sikloosigenase dihambat maka COX-1 tidak dapat membentuk prostaglandin dalam lambung.
Jika prostaglandin tidak terbentuk, maka adenylyl cyclase akan terbentuk. Sehingga pompa proton akan terbuka, maka asam (H+) dapat keluar ke lumen lambung untuk bertemu dengan ion Cl- dan membentuk asam lambung. Jika hal ini terjadi secara terus menerus maka asam lambung yang berada pada lumen lambung akan berlebih yang dapat menyebabkan terkikisnya mukosa lambung.
Golongan PPI dianggap pilihan yang paling tepat untuk mengobati Gastritis karena efek NSAID, hal ini dikarenakan mekanisme kerja PPI yang menghambat pembukaan pompa proton yang merupakan tempat keluarnya asam (H+) ke lumen lambung secara langsung, sehingga PPI dapat menggantikan tugas prostaglandin untuk menghambat asam (H+) agar tidak keluar ke lumen lambung. Akibatnya jumlah gastrin yang disekresikan pada lumen lambung tidak berlebih dan mengurangi insidensi Gastritis.
NSAID memiliki efek samping yang menyebabkan Gastritis, terutama jika tidak dikonsumsi secara tepat.Â
Pada umumnya, NSAID tidak boleh diberikan pada orang yang memiliki umur dibawah 16 tahun dan diatas 65 tahun, serta pemakaiannya sangat tidak dianjurkan untuk orang yang mengidap penyakit lambung (Gastritis, tukak lambung), hamil dan memiliki alergi terhadap NSAID.Â
Oleh karena itu, agar kita dapat mengonsumsi NSAID dengan aman, sebaiknya NSAID diminum ketika sudah dikonsultasikan dengan dokter, terutama bila memiliki riwayat ulcer lambung, sehingga didapat dosis yang tepat dan aman bagi tubuh.
Pustaka:
Amrulloh, F. M., Utami, N., 2016, Hubungan Konsumsi OAINS Terhadap Gastritis Majority, Volume 2, Nomor 5, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Meliala, L., 2004. Nyeri Keluhan yang Terabaikan : Konsep Dahulu, Sekarang, dan Yang Akan Datang, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Kumar, V. et al., 2010. Robbins and Coltran's Pathological Basis of Disease 8th edition. Saunders Elsevier. Philadelphia
Disusun oleh: Cindy Prisilia, Eugenia Sekar Aruna Larasati, Sinta Susanti, Valentesia Setiawati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H