Mohon tunggu...
Eugene Aurora Michella.K.S
Eugene Aurora Michella.K.S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Salam kenal. Saya Eugene Aurora Michella Kathalleya Satata mahasiswi aktif jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Kristen Indonesia, dengan peminatan Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Di Balik "Modal Pintar Bicara", Ini Realita Menjadi PR

11 Juni 2024   13:16 Diperbarui: 11 Juni 2024   14:34 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Media Sosial Pinterest, Claire Bahn 

"Halah anak komunikasi mah yang penting jago ngomong doang" atau "ilmu komunikasi mudah tau" dan masih banyak kalimat lain yang rasanya seperti underestimate prodi ilmu komunikasi. Padahal semua jurusan memiliki  kesulitannya masing-masing, ya kan? Itulah yang secara pribadi saya rasakan ketika masuk di prodi Ilmu Komunikasi terutama saat penjurusan jurusan yakni Public Relations (PR).

Menjadi PR bukanlah hal yang mudah, dan saya yakin untuk menjadi "seseorang" bukanlah hal yang mudah, ya kan? Menjadi PR tidak hanya bermodal pandai bicara, tapi bagaimana juga pandai dalam menganalisis, riset, menulis, berpikir kreatif, bagaimana merencanakan dan  manajemen isu atau krisis, mengelola media sosial. 

Hal itulah yang saya rasakan ketika masuk dalam jurusan PR dan bertemu dengan berbagai mata kuliah di dalamnya. Seperti Teknologi Komunikasi dan Informasi, Manajemen Isu & Krisis,  Penulisan kreatif Humas, serta Humas Digital yang diajarkan oleh Dosen Pengampu yakni ibu Marshelia Gloria Narida, S.S., M.A.

Saat mata kuliah Teknologi Komunikasi dan Informasi (TKI) saya mempelajari bagaimana menganalisis sentimen publik melalui komentar di media sosial sehingga saya dapat mengetahui dan mengidentifikasi bagaimana sebuah sentimen dapat diekspresikan melalui teks serta bagaimana sentimen tersebut bisa dikategorikan sebagai sentimen positif maupun  negatif. 

Kemudian mempresentasikan hasil analisis di depan kelas sehingga meningkatkan kemampuan dalam menganalisis dan public speaking. Selanjutnya, terdapat tugas mengaitkan suatu fenomena yang terjadi di media sosial  dengan determinisme teknologi. 

Selain itu, pada mata kuliah ini dosen pengampu juga menghadirkan praktisi dari Program Praktisi Mengajar-Kemdikbud, yakni M.Deri Laksamana Putra. Bersama praktisi materi yang dibahas adalah bagaimana algoritma itu bekerja. Sehingga melalui pembelajaran bersama praktisi yang ahli dibidang ini saya dapat mengetahui apa saja jenis algoritma, cara kerja, fungsi algoritma dalam sebuah konten pada media sosial, serta menganalisis mengapa suatu konten dapat  viral (berdasarkan algoritma media sosial). 

Sumber Gambar: Dokumentasi pribadi saat kelas online
Sumber Gambar: Dokumentasi pribadi saat kelas online

Selanjutnya, pada mata kuliah Manajemen Isu & Krisis. Pada mata kuliah ini saya belajar mengenai cara menghadapi pemberitaan negatif, cara mendeteksi pemberitaan negatif, serta mengatasi isu ataupun krisis. Momen menegangkan sekaligus seru yakni ketika UAS. Saat UAS mahasiswa praktik simulasi menjadi seorang PR yang di mana perusahaan/organisasinya sedang mengalami isu dan krisis. 

Melalui simulasi tersebut saya mengetahui bahwa  ternyata menjadi PR bukanlah hal yang mudah. Dalam menanggapi isu yang beredar harus hati-hati saat berbicara, mengumpulkan data/fakta, serta melakukan analisis-analisis lainnya.

Sumber Gambar : Dokumentasi dari Group Whatsapp kelas Manajemen Isu dan Krisis
Sumber Gambar : Dokumentasi dari Group Whatsapp kelas Manajemen Isu dan Krisis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun