Mohon tunggu...
Eufratia Fandira
Eufratia Fandira Mohon Tunggu... Arsitek - masih mahasiswa

saya merupakan mahasiswa jurasan Agribinis fakultas Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaua Warga Kota Hadapi Kemarau Panjang Akibat Perubahan Iklim

23 Desember 2022   12:36 Diperbarui: 23 Desember 2022   12:41 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Untuk masalah yang di alami sendiri oleh warga kota Malinau ialah kekurang akan kebutuhan air bersih, sehingga banyak dari warga masyarakat ini yang berbondong-bondong untuk mencari sumber air bersih sampai rela untuk antri yang panjang demi untuk mendapatkan air bersih tersebut. Musim kemarau yang panjang yang terjadi di beberapa negara, seperti Indonesia khususnya di kota Malinau dapat menyebabkan beberapa dampak. Berikut ini sejumlah apa akibat dari musim kemarau yang panjang:

  • Terjadi kekeringan pada berbagai wilayah yang ada di Kabupaten Malinau dan sulit diatasi dengan cepat.
  • Sumur yang ada di rumah warga Kota Malinau tidak lagi memiliki persediaan air bersih, sehingga jumlah air bersih menurun drastis.
  • Kondisi pertanian yang menurun karena persediaan air yang mengering, sehingga tumbuhan tidak bisa disirami dengan baik dan bisa menyebabkan gagal panen.
  • Suhu panas saat musim kemarau panjang, yang menyebabkan terjadinya kebakaran hutan, yang berakibat pada bencana kabut asap.
  • Krisis ekonomi, terutama pada sektor tanaman, seperti tanaman pangan dan sayuran karena adanya gagal panen. PLTA yang tidak dapat beroperasi, karena tidak adanya sumber daya air.

Menurunnya Kualitas Air Bersih

 

Pemanasan global akan meningkatkan jumlah air pada atmosfer, yang kemudian meningkatkan curah hujan. Meski kenaikkan curah hujan sebetulnya dapat meningkatkan jumlah sumber air bersih, namun curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan tingginya kemungkinan air untuk langsung kembali ke laut, tanpa sempat tersimpan dalam sumber air bersih untuk digunakan manusia.

Namun berdampak sebaliknya pada musim kemarau menurunnya kualitas air bersih ini terjadi ketika sumber mata air yang mengalir di warga perkotaan mengalami kekeringan dan lumpur dimana-mana sehingga sulit untuk akses air bersih. Jika pun ada warga Malinau (Sebagai Daerah percontohan) mendapatkan air tapi kotor maka akan melakukan teknik penyaringan kepada air tersebut, ini memerlukan waktu yang lama sehingga alternatif lain dari warga setempat ialah mencari sumber dari terdekat walaupun jauh mereka akan tetap mencoba untuk mendapatkannya demi kebutuhan air terpenuhi.

Upaya Menghadapi Musim Kemarau yang Panjang di Daerah Perkotaan 

 

Kekeringan merupakan salah satu dampak besar dari musim kemarau yang berkepanjangan. Salah satu bencana yang ditandai dengan keadaan kurangnya persediaan air pada suatu wilayah dalam jangka waktu berkepanjangan. Terbatasnya persediaan air disebabkan keringnya sumber air seperti sumur, sungai, waduk dan aliran air lainnya. Kekurangan pasokan air dalam waktu yang lama akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan.

Menangani kekeringan di Indonesia membutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Berikut ini upaya untuk menghadapi musim kemarau yang panjang :

  • Warga perkotaan bisa melakukan dan menerapkan pembuatan Sumur Resapan disekitar rumah sebagai alternatif untuk persedian air di masa datang.
  •  Pada saat musim hujan yang dimana kuantitas akan air cukup banyak persediaan, maka perlunya suatu upaya dari warga perkotaan untuk melakukan kegiatan untuk menampung air seperti panen air untuk menjaga ketersediaan air kedepannya.
  • Wajib setiap rumah di daerah perkotaan untuk melakukan kegiatan penanaman pohon yang bisa dijadikan sebagai media penampungan air diwaktu yang cukup lama. Upaya ini dilakukan untuk setiap rumah bisa menanam 4 sampai 7 pohon di daerah sekitar perumahannya.
  • Membangun dan melakukan rehabilitasi jaringan irigasi.
  • Membangun waduk pada beberapa daerah yang potensial.
  • Memelihara atau melakukan rehabilitasi konservasi lahan dan air.
  • Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menghemat penggunaan air.
  • Melakukan reboisasi terhadap hutan dan penghijauan pada area pemukiman warga maupun di jalan besar.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun