Membaca menjadi menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan ketika seseorang ingin menghabiskan waktu luangnya. Terdapat banyak sekali media untuk membaca, misalnya koran, novel, majalah, dan lain sebagainya. Salah satu media baca yang terkenal adalah komik.Â
Menurut Ambaryani dan Airlanda (2017) komik merupakan wujud media komunikasi visual yang mampu menyampaikan informasi secara populer dan mudah dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena komik mengombinasikan gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita sehingga informasi lebih mudah diserap.Â
Selain itu, Rahmi dan Rahmati (2020) mendefinisikan komik sebagai kartun yang mengungkapkan suatu tokoh yang memainkan cerita dan merupakan suatu bentuk berita bergambar, terdiri dari berbagai situasi dan terkadang lucu.Â
Kata 'komik' berasal dari kata serapan dari bahasa Inggris yaitu 'comic' yang berarti segala sesuatu yang lucu dan bersifat menghibur, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komik secara umum diartikan sebagai cerita bergambar yang terdapat dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku yang umumnya mudah dicerna dan lucu.Â
Seiring berkembangnya teknologi, bentuk komik semakin modern dan dapat ditemui dalam bentuk digital sehingga dapat dibaca tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat dengan menggunakan gawai (Gunawan and Sujarwo, 2022).Â
Will Eisner dalam bukunya yang berjudul Comics and Sequential Art (1986), mendefinisikan teknis dan struktur komik sebagai "sequential art", yaitu susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide. Gambar-gambar jika berdiri sendiri dan dilihat satu persatu tetaplah hanya sebuah gambar.Â
Akan tetapi, ketika gambar tersebut disusun secara berurutan meskipun hanya terdiri dari dua gambar, seni dalam gambar tersebut berubah nilai nya menjadi seni komik. Komik dan kartun biasanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail, dengan menggunakan symbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.Â
Komik memiliki tubuh yang terdiri atas beberapa bagian yang mutlak karena disesuaikan pula dengan kreativitas dan gaya penceritaan komikusnya (Salam et al.,2018).
Selain sebagai bentuk hiburan, ternyata membaca komik memiliki banyak manfaat. Manfaat membaca komik, yakni dapat menambah perbendaharaan kata-kata, menambah minat baca, mengembangkan imajinasi pembaca, dapat digunakan untuk memperkenalkan suatu subyek edukasi, dan lain sebagainya (Suganda et al.,2022).
 Meskipun membaca komik terbukti memiliki banyak manfaat, ternyata industri perkomikan di negeri Zamrud Khatulistiwa ini tidak berada dalam kondisi yang layak. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Korea dan Jepang, penjualan komik di kancah lokal sangat jauh tertinggal dari kedua negara tersebut.Â
Dilansir dari Republica pada Kamis (22/12/2022), data yang dikumpulkan Korea Creative Content Agency (KOCCA) menunjukkan total penjualan pasar komik lokal berbasis web mencapai 1,57 triliun won (sekitar Rp 19,1 triliun) pada tahun 2021 atau naik sebesar 48,6% dari tahun sebelumnya.Â