Mohon tunggu...
Ety Handayaningsih
Ety Handayaningsih Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Fulltime Blogger

Ibu Dua Orang Putri | Blogger | http://etyabdoel.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Perlukah Belanja Kado Lebaran?

13 Mei 2020   23:36 Diperbarui: 13 Mei 2020   23:25 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan sudah separuh jalan. Orang-orang biasanya mulai fokus mempersiapkan hari raya. Belanja baju baru, kue lebaran bahkan mulai menyusun menu yang bakal disantap saat lebaran. Fenomena ini yang membuat mall-mall penuh sesak di akhir Ramadan. Tapi, itu dulu, saat Ramadan tak di bawah ancaman Corona.

Situasinya kini berbeda, Ramadan yang biasanya semarak dengan aktivitas ibadah di masjid, kini cukup di rumah saja. Tak boleh berkumpul apalagi pulang kampung. Jadi, lebaran tahun ini memang saatnya prihatin.

Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, keadaan berubah. Banyak orang terdampak Covid-19, menjadi susah cari makan. Bahkan harus kehilangan mata pencaharian. Dalam kondisi seperti ini, masih perlukah membeli kado lebaran?

Kondisi ekonomi tiap orang berbeda. Pun dengan prioritas masing-masing orang berbeda pula. Perlu tidaknya belanja kado lebaran kembali pada prioritas masing-masing. Namun, ada hal yang sebaiknya diperhatikan:

1. Kondisi keuangan
Bagi sebagian orang, Covid-19 mungkin tak berdampak bagi ekonomi keluarga. Meskipun, banyak keluarga dalam kondisi sebaliknya. Jadi, lihatlah kembali kondisi keuangan masing-masing. Jika sekiranya tak memungkinkan, biarlah lebaran kali ini tanpa kado.

2. Tujuan Membeli kado lebaran
Orang membeli kado lebaran ada yang ditujukan untuk sarana silahturahmi dengan klien, rekan kerja, kerabat maupun handai taulan. Disaat banyak orang susah seperti saat ini, ada baiknya anggaran kado lebaran tersebut di atas, dialihkan untuk sedekah kepada mereka yang membutuhkan.

Saya sendiri biasanya belanja kado lebaran buat orangtua saja. Kado lebaran berupa barang yang dibutuhkan sehari-hari. Misalnya sarung, mukena, dan baju koko. Tahun ini, rencananya tidak akan membeli kado lebaran. 

Setelah mantap memutuskan membeli kado lebaran atau enggak. Langkah selanjutnya, memilih cara belanja. Apakah mau belanja online atau offline?

Belanja offline memang memiliki kelebihan, pembeli bisa memilih barang sendiri. Sementara itu, belanja online lebih praktis, karena kita nggak perlu kemana-mana.
Apalagi dimasa pandemi seperti saat ini, pilihan belanja online lebih aman. Tak ada perpindahan uang secara fisik yang dikhawatirkan sebagai media penularan Covid-19.

Tapi, kembali lagi, belanja online atau offline sebaiknya tak hanya mempertimbangkan hal tersebut. Belanja online memang praktis dan aman tapi, perhatikan dulu deh kondisi di sekitar kita.

Barangkali tetangga kita ada yang menjual barang yang kita butuhkan. Bukankah sebaiknya membeli dagangan tetangga. Siapa tahu beliau memang kehidupannya sangat bergantung dari jualan tersebut. Dengan belanja ke tetangga, ini bisa membantu mereka untuk survive dari pandemi.

Jika tetap mematuhi protokol kesehatan, saya pikir belanja offline tetap aman. Bisa juga sih diatur, misalnya nih, pesan belanjaan via aplikasi WhatsApp. Untuk pembayarannya bisa transfer.

Tapi kan, belum semua orang siap dengan metode seperti itu. Kalau memang demikian, ya patuhi protokol kesehatan saat harus belanja secara offline.

Mau belanja kado lebaran secara online maupun offline, masing-masing orang memiliki preferensi yang berbeda. Namun, tetaplah mempertimbangkan urgensi membeli kado lebaran saat situasi prihatin karena pandemi Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun