Mohon tunggu...
Ety Handayaningsih
Ety Handayaningsih Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Fulltime Blogger

Ibu Dua Orang Putri | Blogger | http://etyabdoel.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa Momentum Tepat Menekan Nafsu Belanja

2 Mei 2020   23:34 Diperbarui: 5 Mei 2020   14:43 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rosullulah bersabda
"Tidaklah anak adam yang memenuhi kantungnya daripada perut. Cukuplah bagi anak adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika harus melebihinya maka hendaknya 1/3 perutnya diisi untuk makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 lagi untuk bernafas. "

Dalam riwayat tersebut disebutkan dengan jelas porsi makan yang ideal. Kita tidak boleh memenuhi perut kita dengan makanan dan minuman tanpa menyisakan ruang udara.
Yang ada, kita bakal kekenyangan dan sulit bernafas. Akibat lainnya akan mengalami obesitas, dan penyakit degeratif lainnya.

Saat puasa pun, Rosullulah telah memberikan tuntunan terbaik.

“Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah),  jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air".

Jika tuntunan Rosullulah begitu sederhana, mengapa kita justru ingin segala macam makanan enak tersedia di meja makan.
Bukan tidak boleh mengonsumsi makanan yang sedang tren. Boleh saja, asal dibatasi jangan sampai jatuh pada berlebih-lebihan.

Puasa seharusnya mampu membuat kita memiliki kendali atas diri dan lingkungan secara tepat. Selama 30 hari raga kita dilatih untuk menahan diri dari lapar dan haus serta hubungan badan di siang hari.

Sementara jiwa kita dilatih agar lebih peka dengan kesusahan yang dialami kaum papa.
Jika kedua hal tersebut disadari dan dipahami serta diamalkan maka fenomena panic buying tak terjadi lagi.

Sumber 1 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun