Mohon tunggu...
Ety Handayaningsih
Ety Handayaningsih Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Fulltime Blogger

Ibu Dua Orang Putri | Blogger | http://etyabdoel.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tumben, Harga Telur Ayam Tidak Naik Gila-gilaan

29 April 2020   22:19 Diperbarui: 29 April 2020   22:31 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan setahun lalu, saya sempat dibuat pusing oleh kenaikan harga telur ayam yang gila-gilaan. Sebelum memasuki bulan puasa harga telur ayam sekitar Rp18.000, 00-Rp19.000,00. Begitu Ramadan tiba harga telur ayam merangkak naik mencapai Rp26.000,00.

Saya memang tidak membeli telur ayam untuk konsumsi pribadi, melainkan untuk produksi roti rumahan yang saya kelola. Tahu sendirilah, kenaikan harga bahan baku tentu berdampak harga jual. Bak buah simalakama, harga jual yang naik kerap tak membuat konsumen senang. Apalagi barang yang saya jual bukan kebutuhan pokok. Jika tak membeli roti tidak masalah karena mereka toh terbiasa makan nasi.

Di sisi lain, jika harga jual tak naik maka saya sebagai produsen bakal buntung. Akhirnya, pilihan yang diambil adalah mengurangi ukuran roti. Tujuannya satu, supaya konsumen saya tidak lari. 

Itu kondisi setahun lalu.

Apa Kabar Harga Telur Ayam Ramadan Ini?

Dua bulan sebelum Ramadan harga telur ayam fluktuatif. Berkisar di angka Rp17.000,00- Rp24.000,00. Hari ini, saya belanja telur ayam, tahu nggak harganya berapa?

Harga sekilo telur hari ini Rp20.000,00 teman-teman. Jika dicermati, harga tersebut turun Rp4.000,00. Bahkan harga telur ayam saat ini cenderung stabil. Kondisi ini berbeda dengan Ramadan tahun lalu.

Harga telur ayam yang cenderung stabil ditengarai karena stok telur ayam surplus. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo. Ditambah situasi dimasa pandemi telah membuat daya beli masyarakat menurun. Banyak karyawan di rumahkan tanpa digaji, pekerja harian yang kehilangan sumber pendapatan, tentu mempengaruhi pola konsumsi. Memilih berhemat dan membeli bahan pangan yang harganya bisa dijangkau. Stok akhirnya menumpuk, harga telur ayam pun tak mengalami kenaikan.

Harga Telur Ayam Tak Naik, Senangkah?

Senang dong, harga telur ayam turun Rp4.000,00? Harusnya sih demikian. Nyatanya, omzet menurun. Harga bahan baku roti memang tak naik. Hanya harga gula pasir yang sempat naik hingga Rp. 17.000,00 tapi hari ini harganya turun ke angka Rp15.000,00.
Namun kondisi ini tak serta merta membuat saya senang. 

Pasalnya kondisi ekonomi ditengah pandemi memang lesu. Larangan mengadakan kegiatan mengumpulkan massa menjadi penyumbang menurunnya omzet.

Dulu, sebelum pandemi, saya rutin menyuplai kebutuhan snack sekolah terpadu yang jumlah siswanya mencapai 900 orang. Setelah kegiatan sekolah dialihkan menjadi belajar di rumah, praktis saya kehilangan sumber pendapatan.
Biasanya untuk acara tahlilan atau undangan pernikahan, sebagian masyarakat di sini tak hanya memberikan selembar undangan namun disertai dengan sekotak roti. Saat kedua aktivitas inipun dilarang, maka  berkurang lagi omzet saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun