A. Konteks Sejarah Melayu Lama
Berikut adalah konteks sejarah Melayu dari segi geografi, agama, perkembangan politik, dan sosial secara terperinci:
Geografi: Tanah Melayu terletak di wilayah Asia Tenggara, meliputi sebagian besar Semenanjung Malaysia, Singapura, Brunei, dan wilayah-wilayah di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, dan Kepulauan Riau.
Agama: Islam memainkan peran penting dalam perkembangan budaya dan masyarakat Melayu sejak abad ke-13. Agama Islam membentuk nilai-nilai, tradisi, dan sistem sosial di kalangan masyarakat Melayu.
Perkembangan Politik: Sejarah politik Melayu meliputi zaman kesultanan Melayu Melaka pada abad ke-15, di mana Melaka menjadi pusat perdagangan dan kekuasaan politik di wilayah ini. Selanjutnya, terjadi perubahan politik dengan munculnya kerajaan-kerajaan Melayu lainnya seperti Johor, Perak, Selangor, dan Negeri Sembilan.
Perkembangan Sosial: Masyarakat Melayu mengalami transformasi sosial yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti modernisasi, perkembangan ekonomi, dan agama. Terjadi perubahan dalam sistem sosial, ekonomi, dan mobilitas sosial di kalangan masyarakat Melayu.
Budaya Politik: Budaya politik masyarakat Melayu mengalami perubahan dari budaya politik "subject" menjadi budaya politik "participant". Hal ini terlihat melalui peristiwa politik yang terjadi selama 20 tahun terakhir, mulai dari era reformasi hingga era Malaysia baharu.
B. Ciri-ciri Kesusastraan Melayu Lama
Kesusastraan Melayu lama memiliki ciri-ciri yang mencakup jenis, bahasa dan gaya penulisan, serta tema dan motif yang dominan. Berikut adalah penjelasan terperinci mengenai ciri-ciri tersebut:
1. Jenis Kesusastraan:
Hikayat: Hikayat adalah jenis kesusastraan Melayu yang berbentuk prosa naratif. Hikayat sering kali mengisahkan kisah-kisah epik, seperti kisah pahlawan atau raja-raja besar.