Mohon tunggu...
Ety Budiharjo
Ety Budiharjo Mohon Tunggu... profesional -

Cinta Dengan Menulis, Menulis Dengan Cinta. My Blog is : etybudiharjo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Chile Haus Kemenangan dan Penuh Dukungan

5 Juli 2015   11:51 Diperbarui: 5 Juli 2015   12:03 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak masuk dalam perempat final, Chile yang berhadapan dengan tim Uruguay yang berada dalam grup B, sudah mulai menampakkan taringnya. Di bawah pelatih asal Argentina, Jorge Sampaoli timnas Chile dipaksa main menyerang. Sampaoli menerapkan sistem permainan dengan menghabiskan seluruh usaha pada waktu normal yaitu 90 menit sampai tuntas, ketimbang menentukan nasib lewat tendangan adu penalti. Arahan sang pelatih ini rasanya memang sangat merasuk ke dalam jiwa para pemain Chile.

Dalam laga menghadapi Uruguay ini, sang pelatih juga telah menyiapkan amunisi khusus. Amunisi yang disiapkan secara khusus ini bukan lagi pemain muda atau pemain yang sedang naik daun. Akan tetapi justru sebaliknya, pemain berusia 31 tahun ini sebenarnya sudah pernah mengumumkan pengunduran dirinya alias pensiun pada tanggal 17 Juni 2014 silam. Pengumuman resmi ini dirilis melalui akun twitternya.

Pemain yang namanya nyaris tenggelam di tengah gemerlap bintang sekelas Alexis Sanchez, Claudio Bravo dan Arturo Vidal tersebut adalah Jorge Valdivia. Bermain ditiga laga penyisihan grup A, Valdivia selalu menjadi pilihan pelatih Chile, Sampaoli. Penampilan Chile yang selalu bermain menyerang ini, tentu saja membuat para lawan bertindak hati-hati. Serangan yang dilakukan oleh Chile tak ubahnya seperti sengatan lebah, begitu penilaian dari pelatih Uruguay, Oscar Tabarez.

Perjalanan skuad besutan Sampaoli sampai ke babak perempat final memang bukan langkah mudah. Pada awal pertandingan, Chile harus menghadapi tim Ekuador yang keberadaannya di Copa Amerika 2015 ini dengan bermodalkan kemenangan telak atas Panama 4-0. Tapi sayang ditinjau dari segi materi pemain Ekuador di bawah asuhan pelatih Guastavo Quinteros ini masih kalah dibanding Chile. Sangat jauh berbeda dengan Chile di mana para pemainnya banyak bertabur bintang-bintang lapangan hijau, sebut saja ada Alexis Sanchez, Claudio Bravo ( Barcelona ), Arturo Vidal ( Juventus ), Gairy Medel ( Inter Milan ), David Pizzaro ( Fiorentina ) dan Eduardo Vargas ( Napoli ).

Masih permainan diklasemen sementara, hasil prediksi yang mensinyalir Ekuador bakalan menang telah pupus sudah. Nyatanya Alexis Sanchez berhasil memimpin rekan-rekannya mengusir Ekuador keluar dari rumput hijau dengan meraih kemenangan 2-0. Perjuangan perdana dari tim yang berjulukan La Roja ini, mampu membuat para pendukungnya gegap gempita. Estadion Nacional Julio Martinez Pradanoz, Santiago, Chile berubah menjadi hingar bingar. Laga yang dipimpin oleh wasit Nestor Pitana dari Argentina itu menyulutkan api kemenangan di dada para pemain Chile dan siap untuk melanjutkan pertandingan pada babak selanjutnya.

Banyak Faktor Pendukung

Sebenarnya aura kejayaan di ajang Copa Amerika 2015 ini sudah bertebaran di seantero negri, di mana Chile menjadi tuan rumahnya. Suntikan pendukung dari seluruh masyarakat Chile ditambah lagi dengan bintang lapangan yang bertaburan dalam timnas Chile merupakan modal awal yang baik. Tekad untuk meraih juara telah tertancap dalam dada setiap pemain Chile. Hal itu sangat dirasa wajar, karena sejak bergulirnya Copa Amerika untuk pertama kali pada 1916, Chile belum pernah juara.

Selama mengikuti turnamen sepak bola International tertua ( 99 tahun ) yang pernah ada ini, Chile pernah menorehkan prestasi tertinggi “hanya” empat kali menjadi finalis, yakni di tahun 1955, 1956, 1979 dan 1987. Dan di tahun 2015 ini tim yang menduduki peringkat ke-19 FIFA ( per 4 Juni 2015 ) ini siap menggempur lawan mainnya. Bahkan tekad dari seluruh pemain Chile, mereka akan diusir dari lapangan hijau tanpa pandang bulu alias dipermalukan dengan skor kalah telak 0. Berikut pernyataan dari beberapa pemain Chile :

“Saya optimis bisa juara, karena Chile tahun ini sebagai tuan rumah dan akan mendapat dukungan penonton”. ( Cristian Carrasco, penyerang asal Chile )

“Kami datang bersama kebanggan untuk mengenakan jersey ini ( timnas Chile )”. ( Claudio Bravo, kipper Chile )

Kebulatan tekad dan semangat berapi-api dari seluruh pemain Chile memang bukan sesumbar belaka. Dari tiga pertandingan di klasemen sementara, dua di antaranya Chile menang dengan mencukur habis Ekuador dan Bolivia. Sedangkan diperempat final, Uruguay juga dipermalukan dengan hanya menggondol angka nol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun