Mohon tunggu...
Ety Budiharjo
Ety Budiharjo Mohon Tunggu... profesional -

Cinta Dengan Menulis, Menulis Dengan Cinta. My Blog is : etybudiharjo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kupas Tuntas Program Beasiswa LPDP

25 April 2014   05:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:13 3233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di masa orde lama, sebutan beasiswa masih dianggap sebelah mata oleh mayoritas masyarakat Indonesia, termasuk saya. Mengapa ? Salah satu anggapan yang melekat dalam kepala adalah bahwa beasiswa itu diperuntukkan bagi anak bangsa yang ingin mengecap dunia pendidikan namun tidak mampu. Saya juga masih ingat salah satu beasiswa yang terkenal pada masa itu, namanya Beasiswa Supersemar yang berada di bawah Yayasan Supersemar. Beasiswa Supersemar ini diperuntukkan bagi siswa dengan kemampuan akademik baik dan kondisi ekonomi yang kurang mampu. Jadi sekalipun seorang siswa memiliki kepintaran tapi berasal dari keluarga kaya, tetap tidak bisa menerima beasiswa ini.

Beda dulu beda sekarang, dunia pendidikan di bawah Kementrian Pendidikan dan Budaya terus menerus meningkatkan sistem pendidikan yang berkesinambungan demi mengemban Pasal 31 ayat 1 - 5 UUD 1945. Di pasal ini juga ayat ( 4 ) tertuang bahwa anggaran pendidikan yang dialokasikan sekurang-kurangnya 20 %melalui APBN dan APBD, berdasarkan anggaran itulah Kementrian Keuangan ( Kemenkeu ), Kementrian Pendidikan dan Budaya ( Kemendikbud ) dan Kementrian Agama ( Kemenag ) membentuk sebuah organisasi untuk mengeloladana tersebutyang dikenal dengan nama LPDP ( Lembaga Pengelola Dana Pendidikan ). Meskipun amat disayangkan bahwa pengelolaan dana ini baru transparant di tahun 2011.

Latar Belakang dan Profil LPDP

Kehadiran saya dalam acara Nangkring Bareng LPDP pada 12 April 2014 kemarin, membuka informasi dan cakrawala baru tentang sebuah program beasiswa. Sebagaimana sudah saya singgung di atas, kalau dulu beasiswa belum mendapat respon positif, namun sekarang ini berbalik seratus delapan puluh derajat.Saat ini program beasiswa sangat diburu oleh para intelektual dan tidak tanggung-tanggung, langsung diminati oleh mereka dengan standar nilai tinggi. Hal ini membuktikan bahwa mindset masyarakat Indonesia sudah berubah bahwa kemajuan dalam bidang pendidikan merupakan kewajiban tiap individu. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia sudah tidak perlu dipaksa lagi untuk sekolah atau meraih jenjang akademik yang tinggi.

Agung Sudaryono, sebagai Kepala Divisi Pengembangan Dana Kelolaan, membuka sesi pertama dalam acara ini. Beliau memaparkan tentang latar belakang dan profil LPDP. Menyimak pemaparan dari beliau, saya menyimpulkannya dalam beberapa poin sebagai berikut :

1.Pada hari ini Indonesia menempati posisi ke 16 ekonomi dunia, dan diperkirakan akan menempati posisi ke 7 pada tahun 2030 nanti.

2.Pada tahun 2045 Indonesia akan mengalami Bonus Demografi ( Demorafic Dividen ) pada usia produktif. Di mana usia produktif itu akan membuka kesempatan dan potensi meningkatkan produktifitas menjadi semakin tinggi yang dibarengi dengan meningkatnya kesejahteraan. Akan tetapi jika Bonus Demografi ini tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi Bencana Demografi ( Demografic Disaster ). Kualitas SDM sebagai kata kunci, pendidikan dan kesehatan sebagai peran kunci.

3.Memasuki tahun emas kemerdekaannya Indonesia akan menjadi Negara berpendapatan tinggi sekitar $ 46.900 per kapita.

4.Indonesia memiliki empat sumber daya alam terpenting yang harus diolah dengan baik oleh anak bangsa, ke 4 sumber daya alam tersebut adalah :

- Hasil Panas Bumi nomor satu di dunia

- Penghasil Batubara nomor satu di dunia

- Pengekspor Kakao nomor satu di dunia

- Penghasil Timah nomor dua di dunia

5.Perbandingan jumlah S3 di Indonesia relatif sedikit, di bandingkan dengan Malaysia saja masih jauh tertinggal. Pada saat ini jumlah S3 per 1 juta penduduk Indonesia terdapat sekitar 143 orang sedangkan Malaysia 509 orang.

6.Jumlah S3 untuk disiplin ilmu TSP ( Teknik, Sains dan Pertanian ) Indonesia juga relatif kecil dibanding Negara lain.

Apa yang dipaparkan oleh Agung Sudaryono sangat informatif dan membuka wawasan masyarakat Indonesia secara umum dan kompasianer khususnya apa yang akan terjadi di tahun 2045. Semua data tentang apa yang akan dialami oleh Indonesia pada tahun emas ( 100 tahun ) kemerdekaannya memang bukan sebuah cerita khayal belaka. Segala persiapan demi mewujudkan sumber daya manusia berkualitas harus sudah dipersiapkan sedini mungkin. Inilah yang melatar belakangi dibentuknya LPDP.

Jenis Layanan LPDP

Sejatinya LPDP itu juga bukan hanya sebagai pengelola dana saja, akan tetapi juga menjadi multiplanner demi terselenggaranya program beasiswa dan kegiatan pendanaan lainnya. Sebagai organisasi yang memiliki dana abadi ( endowment fund ) LPDP benar-benar harus menyeleksi dengan ketat tentang kegiatan yang akan dibiayainya. Hal ini dilakukan untuk menghindari pendanaan yang salah sasaran. Ketelitian, kecermatan dan kewaspadaan tetap menjadi acuan dalam merespon permohonan pendanaan.  Berdasarkan hal tersebut LPDP memiliki klasifikasi layanan pendanaan sebagai berikut :


  1. Program beasiswa magister dan doktor, beasiswa tesis dan disertasi;
  2. Program pendanaan riset strategis yang bersifat inovatif dan produktif;
  3. Program rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam;
  4. Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional ( Investasi )

Produk beasiswa magister dan doktor ini menjadi trending topic dari produk LPDP lainnya. Pada saat Ratna Prabandari selaku Kepala Divisi Evaluasi dan Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan membuka sesi kedua ini, sontak 50 kompasianer yang hadir dalam acara tersebut menyimak dengan penuh semangat.Rasa penasaran tentangbeasiswa LPDP ini membuat peserta Nangkring Kompasiana tak tahan untuk mendengarkan pemaparan lebih detail lagi. Acara yang diselenggarakan di Kantor Pusat LPDP Gedung AA. Maramis II, Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1 Jakarta ini benar-benar mengupas tuntas tentang program beasiswa LPDP.

Beasiswa Magister dan Doktor ( Beasiswa Reguler )

Beasiswa ini terbuka bagi seluruh WNI dengan syarat yang sudah ditetapkan oleh LPDP, beberapa di antaranya yaitu, untuk magister memiliki usia maksimal 35 tahun saat wawancara dan 40 tahun untuk program doktor. Syarat lainnya adalah memiliki nilai IPK S1 minimal 3,00 dan 3,25 untuk S2 ditambah dengan kemampuan Bahasa asing.Selain prestasi di bidang akademik, maka prestasi non-akademik juga menjadi syarat bagi penerima beasiswa. Itulah sebabnya pada program beasiswa reguler ini terselip kelebihan yang tidak dimiliki oleh pemberi beasiswa lainnya, baik itu dari pihak swasta maupun pihak kementrian.Adapun kelebihan dari program beasiswa reguler ini ditekankan bagi calon penerima beasiswa untuk memiliki prestasi dibidang non akademik dan kepemimpinan.

Pengalaman berorganisasi dan kontribusi kepada masyarakat akan menjadi penilaian terstruktur dan kompetitif. Ditambah lagi dengan prestasi yang diraih oleh calon penerima beasiswa dalam bidang non-akademik seperti : olah raga, kesenian, budaya dan bidang lainnya. Pemaparan Ratna tentang syarat non-akademik ini membuat saya terhenyak. Betapa selama ini saya berpikir bahwa prestasi non-akademik selalu di nomor duakan, karena tidak memberikan arti apa-apa terhadap karier pendidikan. Menurut saya aktif berorganisasi dan prestasi dalam bidang seni budaya bukan hal wajib yang harus dituntut keberhasilannya. Untuk kesekian kalinya, informasi ini mampu mendobrak pemikiran sempit saya menjadi terbuka lebar. Namun, masih ada sedikit yang mengusik hati dan pikiran saya, yaitu mengapa dan untuk apa semua itu dijadikan syarat penerima beasiswa ?

Masih menurut Ratna Prabandari, pemberian beasiswa reguler ini memang sangat selektif, mengingat misi LPDP yang ingin menjadi lembaga pengelolaan dana yang terbaik di tingkat regional untuk menyiapkan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia yang sejahtera, Demokrat dan berkeadilan. LPDP dituntut untuk menyiapkan generasi muda terdepan dalam pendidikan yang berkarakter, memiliki jiwa kepemimpinan dan sifat nasionalisme tinggi.Kehadiran intelektual dengan integritas mumpuni dipersiapkan untuk menyongsongera generasi emas pada tahun 2045 nanti.

Dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi oleh calon penerima beasiswa, saya yang masih semangat menyimak penjelasan dari Ratna Prabandari, menemukan sedikit sikap diskriminatif terhadap profesi dosen. Pasalnya adalah beasiswa reguler ini tidak diperuntukan bagi dosen dan pengajar. Oleh karena itu beasiswa reguler terikat hanya untuk mahasiswa S1 dan S2 yang berprofesi selain dosen atau pengajar. Lebih jauh Ratna Prabandari menjelaskan tentang alasan mengapa diberlakukan aturan demikian, katanya profesi dosen dan pengajar telah memiliki wadah tersendiri yang ada di Kemendikbud, bernama DIKTI. Jadi bagi mereka yang sudah berprofesi di jalur dosen sebaiknya langsung ke lembaga tersebut dan melupakan LPDP. Keputusan ini tentu saja membuka peluang menjadi semakin luas bagi mereka yang ingin meraih beasiswa reguler produk LPDP selain dari jalur dosen.

Untuk proses pendaftaran beasiswa reguler ini dibuka kapanpun sepanjang tahun. Pendaftarannya sendiri bisa dilakukan secara online melalui situs LPD : http://www.lpdp.depkeu.go.id. Bergegaslah untuk menjadi bagian demi terwujudnya Indonesia yang mandiri dalam segala lini. Pada tahun 2013 LPDP telah merekrut 1.555 anak bangsa untuk ikut bertarung di Universitas Terkemuka dunia. Indonesia harus dibangun dan dipimpin oleh anak bangsa sendiri.

Setelah proses seleksi berkas disetujui, langkah selanjutnya adalah wawancara. Dalam wawancara ini calon penerima beasiswa akan diwawacarai oleh pewawancara yang terdiri dari tiga orang, dua orang bergelar Doktor atau Profesor dengan disiplin ilmu yang sesuai dengan calon penerima beasiswa dan satu orang psikolog. Apabila lulus seleksi wawancara ini, selanjutnya calon penerima beasiswa akan diberi waktu setahun untuk mencari Perguruan Tinggi yang mereka inginkan. Setelah calon penerima beasiswa mendapatkan Surat Keterangan Penerimaan ( Letter of Acceptance ) dari Perguruan Tinggi yang diinginkan baik dalam maupun luar negri, selanjutnya mereka akan dipersiapkan untuk tugas belajar.

Seleksi tahap terakhir yaitu Program Kepemimpinan ( PK ) yang berlangsung selama 12 hari.Dengan adanya seleksi PK ini menjadikan beasiswa LPDP terasa berbeda. Seleksi PK ini tidak ditemui pada program beasiswa lainnya. Calon penerima beasiswa dilatih di alam bebas dan kemiliteran. Pelatihan yang diberikan tentu saja pengayaan dalam segi jasmani dan rohani. Program Kepemimpinan ini bertujuan untuk menanamkan nilai kepemimpinan dan rasa nasionalisme bagi calon penerima beasiswa. Tujuan jangka panjang dari PK ini untuk menambah networking atau jaringan pertemanan antar calon penerima beasiswa.

[caption id="attachment_321270" align="aligncenter" width="448" caption="Pelatihan Kepemimpinan mendaki gunung Halimun ( Sumber Gambar )"]

13983531952052128760
13983531952052128760
[/caption]

[caption id="attachment_321269" align="aligncenter" width="448" caption="Pelatihan Kepemimpinan di Hanggar TNI AU ( Sumber Gambar )"]

13983531171775122829
13983531171775122829
[/caption]

Beasiswa Tesis dan Disertasi

Produk lain yang tak kalah menarik adalah beasiswa tesis dan disertasi. Beasiswa ini diberikan kepada mereka yang terhambat dalam menyelesaikan tesis atau disertasinya. Namun demikian tidak semua permintaan beasiswa ini dapat dipenuhi. Hanya tesis dan disertasi yang benar-benar sangat dibutuhkan untuk memecahkan problem kemasyarakatan saja yang akan disetujui. Seperti misalnya, pemberdayaan ekonomi masyarakat, penelitian tentang hasil pangan berkelanjutan dan lain sebagainya.Beasiswa ini dapat diberikan kepada mereka yang sedang kuliah di dalam maupun luar negri, asal saja memenuhi syarat yang distandarkan oleh pihak LPDP.

Adapun syarat untuk memenuhi beasiswa tesis dan disertasi ini yaitu, bahwa mahasiswa harus sudah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya yang dinyatakan dalam bentuk transkrip nilai. Syarat berikutnya telah dinyatakan lulus seminar/ujian proposal oleh pimpinan program pasca sarjana. Calon penerima beasiswa ini harus mengajukan judul Penelitian dan bidang kajian yang bersifat strategis sesuai dengan misi dan visi LPDP dan bidang-bidang keilmuan yang menjadi prioritas LPDP, yaitu berupa teknik, sains,pertanian, akuntansi dan ekonomi, hukum, agama, kedokteran/kesehatan, sosial dan budaya.

Beasiswa Afirmasi ( Penguatan )

Meskipun Pemerintah dalam hal ini Kemendikbud telah berupaya keras untuk melakukan pemerataan dalam bidang pendidikan hingga sampai ke pelosok, namun tak dapat dipungkiri ada beberapa kendala yang tidak bisa diatasi.Kendala tersebut disebabkan karena faktor demografis wilayah Indonesia yang sulit dijangkau. Kondisi inilah yang dialami oleh beberapa gelintir anak bangsa di mana mereka tinggal di wilayah Timur. Akibat keterbatasan infrastruktur dan sulitnya jangkauan jaringan komunikasi agar mereka bisa merasakan juga ilmu serta peradaban modern, membuat mereka sedikit tertinggal dari wilayah di bagian Barat terutama Pulau Jawa.

Melihat dan memperhatikan kondisi seperti inilah, Ratna Prabandari menjelaskan mengapa LPDP memberikan ruang khusus bagi anak bangsa yang berada di wilayah tertinggal, terluar dan terdepan ( 3T ). Dengan kata lain mereka yang tinggal di wilayah Timur diberikan kesempatan untuk menerima beasiswa Afirmasi ini.Syarat yang diberlakukan juga sama secara umum, jadi bagi mereka yang memiliki prestasi di tingkat Nasional/International di bidang sains, teknologi, olah raga, seni dan budaya dipersilahkan untuk mendaftarkan diri. Tujuan diadakannya beasiswa afirmasi ini sebagai penguatan yang akan mendorong anak bangsa untuk ikut bertanggung jawab atas pembangunan negri ini. Lebih jauh lagi beasiswa ini juga menjawab bahwa tidak ada diskriminasi atau kesenjangan dalam hal meraih pendidikan setinggi mungkin.Buktinya sampai sejauh ini Pemerintah masih memperhatikan, bahkan diberikan jalur khusus bagi mereka yang tinggal di wilayah bagian Timur.

Syarat yang paling utama dari beasiswa afirmasi ini adalah, calon penerima beasiswa harus mengambil bidang studi dan riset yang benar-benar dibutuhkan oleh daerahnya masing-masing.Pembangunan daerahnya harus mendapatkan prioritas utama namun juga berorientasi pada pembangunan nasional. Untuk lebih jelasnya tentang beasiswa afirmasi bisa dilihat langsung atau daftar langsung pada website ini.

Beasiswa Presiden ( Presidential Scholarship )

Produk beasiswa yang baru saja diluncurkan oleh LPDP adalah beasiswa Presiden. Dalam penjelasannya kali ini Ratna Prabandani nampak begitu antusias. Betapa tidak, beasiswa Presiden ini bisa dikatakan program beasiswa unggulan dari semua program LPDP, bahkan bisa dikatakan eksklusif. Selayaknya beasiswa eksklusif atau unggulan tentu saja mereka yang ingin mendapatkan beasisiwa ini juga dipilih sangat selektif. Kuota yang diberikan untuk beasiswa ini hanya 100 orang, berbanding jauh dengan beasiswa reguler yang mencapai ribuan lebih. Dan tentu saja persyaratan yang ditetapkan untuk mendapatkan beasiswa ini juga dibuat dengan ketat.

Mendengar penjelasan tentang beasiswa Presiden ini, tak pelak bagi para peserta nankring Kompasiana pun ikut berdecak kagum. Demikian pula dengan saya, merasa tidak sabar dengan persyaratan yang ditetapkan oleh LPDP.Nah, ini dia persyaratan untuk bisa mengikuti seleksi beasiswa Presiden, pertama harus memiliki nilai IPK minimal 3,5 dan disertai dengan penguasaan Bahasa Inggris yang baik, dibuktikan dengan nilai International English Language Testing System ( IELTS ) 7,0 ke atas. Selain ke dua syarat tersebut masih ditambah lagi dengan pengalaman kepemimpinan yang baik dan mumpuni. Perlu dicatat juga bahwa seleksi untuk Indonesia Presidential Scholarship ( IPS ) ini hanya dilakukan sekali dalam setahun.Sayangnya sampai tulisan ini diturunkan waktu pendaftaran untuk beasiswa ini sudah ditutup, yaitu tanggal 20 April 2014 kemarin. Tapi jangan berkecil hati bagi putra putri bangsa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, masih ada tahun depan untuk bersaing mendapatkan beasiswa eksklusif ini.

Sebagaimana seperti yang sudah dipaparkan pada sesi pertama oleh Agung Sudaryono, bahwa memasuki tahun emas Indonesia merdeka tahun 2045, bangsa ini sudah harus dipimpin oleh anak bangsa yang maju dalam segala hal. Menyikapi dan melihat sangat sulitnya mencari figur pemimpin masa depan, rasanya kehadiran beasiswa Presiden mampu menjawab keabsurdan dari problematikabangsa saat ini. Sangat diharapkan bahwa tidak ada lagi pergulatan dan rasa saling mejatuhkan hanya untuk mencari sosok seorang pemimpin. Pemimpin yang bisa menjawab berbagai tantangan dan rintangan dari segala penjuru. Berani dan bisa memimpin dengan segenap kemampuan, mulai dari akal, tangan dan tentu saja yang tak boleh dikesampingkan memiliki naluri. Meskipun perjalanan bangsa menuju Indonesia emas masih panjang, namun tidak ada salahnya jika persiapan itu dimulai dari sekarang.Sudah selayaknya LPDP mengantarkan anak bangsa ke gerbang KEJAYAAN INDONESIA.

Dana Riset Inovatif Produktif

Setelah beberapa program beasiswa dikupas tuntas pada sesi ke dua oleh Ratna Prabandani, ternyata masih ada informasi yang tak kalah pentingnya. Kepala Divisi Evaluasi Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan, Diki Chandra memaparkan tentang adanya layanan Dana Riset Inovatif Produktif ( RISPRO ). Saya yang baru pertama kali mendengar tentang RISPRO ini semakin menajamkan pendengaran, ingin tahu apa dan untuk apakah RISPRO itu.

Ternyata RISPRO ini diperuntukkan bagi kelompok periset yang ingin mengkomersilkan dan/atau mengimplementasikan hasil riset yang sudah dilakukan sebelumnya dan telah diuji kelayakannya secara teknologi.

Tujuan digelontorkannya dana riset ini untuk mendorong riset yang dapat meningkatkan daya saing bangsa dengan arah : mengembangkan dan/atau menghasilkan produk, kebijakan publik, IPTEK, dan melestarikan nilai budaya bangsa.Dana RISPRO ini difokuskanuntuk ketahanan pangan, ketahanan energi, tata kelola, ekonomi ramah lingkungan ( eco-growth ), kesehatan, sosial keagamaan dan budaya .

Persyaratan pemberian dana RISPRO ini harus sudah melalui uji layak secara teknologi ( technologically ) dan akan memasuki uji massal ( scalling up ), sampai pada tahap dikomersilkan atau diimplementasikan jadi bukan dari awal riset.Di samping itu pendanaan yang dibiayai oleh RISPRO harus mempunyai pendamping atau bermitra dengan badan-badan lain. Dengan kata lain kelompok periset tidak berdiri sendiri tapi harus memiliki mitra yang bersedia untuk mengkomersilkan atau mengimplementasikan hasil riset. Atau bisa juga memberikan kontribusi berupa biaya tambahan berupa uang. Minimal periset terdiri dari 3 orang termasuk ketua, besarnya pembiayaan yang diberikan untuk riset antara 2 milyar sampai 500 juta rupiah per judul per tahun. Saat ini masih dibuka pendaftaran untuk Batch II sampai tanggal 20 Juni 2014. Untuk pengajuan proposal riset dapat dilakukan melalui website www.rispro.lpdp.depkeu.go.id.

Menilik Rencana Pengembangan yang akan dilakukan oleh LPDP, maka selain pendanaan berupa beasiswa dan riset, LPDP juga berperan dalam memberikan dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Akibat Bencana Alam. Adapun pemberian dana ini secara teknis hanya menunggu penugasan dari pihak kementrian. Jadi LPDP tidak memiliki syarat-syarat khusus tentang bagaimana caranya mengajukan permohonan untuk pendanaan rehabilitasi tersebut. LPDP hanya akan menjalankan tugas setelah ada perintah penugasan dari pihak kementrian. Aceh adalah salah satu daerah yang pernah mendapat bantuan dana dari LPDP karena beberapa tahun yang lalu Aceh dilanda gempa Tsunami yang memporak porandakan hampir semua fasilitas publik, termasuk sekolah. Dan untuk membangun kembali sarana dan prasarana yang berkaitan dengan sekolah LPDP menyalurkan bantuan dana, itupun melalui penugasan dari kementrian terkait.

[caption id="attachment_321268" align="aligncenter" width="472" caption="Pembicara ki-ka : Diki Chandra, Ratna Prabandari, Agung Sudaryono"]

1398353061510166356
1398353061510166356
[/caption]

Setelah segmen pemaparan oleh ketiga pejabat LPDP selesai, acara dilanjutkan pada sesi tanya jawab. Antusiasme peserta tak dapat dibendung lagi, hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang ingin bertanya. Ditengah-tengah acara sesi tanya jawab, kegiatan nangkring ini ditinjau oleh Direktur Keuangan LPDP, yaitu Bapak Abdul Qahar. Beliau pun memberikan sedikit kata sambutan setelah itu acara dilanjutkan kembali. Materi dalam acara Nangkring bareng LPDP ini memang sarat dengan ilmu dan informasi. Meskipun saya sudah tidak memenuhi syarat lagi untuk menjadi calon penerima beasiswa, namun saya berharap dan memberikan kesempatan pada generasi muda lainnya untuk segera ikut dalam seleksi beasiswa LPDP ini.  Jangan sia-siakan kesempatan emas yang sudah diberikan oleh Negara. Negara butuh pemimpin yang sanggup memimpin Negara Indonesia dalam segala lini, demi terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.

Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya untuk Indonesia Raya…!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun