Bulan lalu, Bimo mengikuti kegiatan kemping yang diadakan oleh sekolahnya. Acara ini merupakan salah satu kegiatan kepramukaan. Acara kemping ini merupakan kegiatan pertama Bimo di luar rumah. Kalau melihat raut mukanya saya menangkap adar rasa gembira bercampur cemas. Akhirnya setelah segala sesuatunya disiapkan, saya pun bertanya pada Bimo,”Apa kamu yakin akan ikut kemping ? Pertanyaan saya hanya dijawab dengan anggukan.
Akhirnya tibalah hari yang dinanti-nantikan itu. Dengan menggunakan Metro Mini Bimo dan teman-teman pramukanya meninggalkan halaman sekolah menuju tempat kemping di sekitar Kebun Binatang Ragunan Jakarta. Saya beserta orang tua lainnya, ikut dalam rombongan terpisah. Sebenarnya Bimo tidak meminta saya untuk ikut ke sana. Tapi, sebagai orang tua rasanya tidak tega melihat Bimo sendiri ke sana. Ini adalah pertama kalinya Bimo menginap tanpa orang tua, bahkan di tempat yang lain dari yang lain.
Setelah satu jam perjalanan, akhirnya tibalah rombongan ke tempat perkemahan. Di sana sudah terpasang deretan tenda yang ala kadarnya. Menurut saya tenda-tenda tersebut sangat tidak layak buat acara kemping anak-anak. Tapi mengingat ini adalah ujian ketegaran maka saya pun tidak banyak bertanya.
[caption id="attachment_361638" align="aligncenter" width="490" caption="Bimo ( kiri ) bersama temannya di depan tenda"]
Saat Bimo dan teman-temannya sibuk menyiapkan ini itu, saya sempatkan untuk berkeliling melihat lingkungan kemah tersebut. Dan, betapa kagetnya saya ketika saya melihat toilet yang ada di situ. Bukan hanya rusak tapi jauh dari bersih. Kalau saya diam melihat tenda yang tak layak, maka saya tidak diam melihat toilet yang tidak bersih ini.
[caption id="attachment_361630" align="aligncenter" width="329" caption="Toilet kotor dan nyaris rusak di lingkungan kemah"]
Sayapun melapor pada guru pembimbing tentang kondisi toilet tersebut. Tapi sang guru pembimbing tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam hati saya berkata, pastilah Bimo tidak akan ke toilet sampai esok hari jika melihat toilet seperti itu. Mengapa ? Karena saya telah mengajarkan berbagai bentuk kebersihan yang menyangkut dengan toilet. Adapun hal-hal yang saya terapkan pada Bimo menyangkut kebersihan menggunakan toilet adalah sebagai berikut :
1.Cuci tangan setelah habis buang air besar maupun kecil
2.Jika memakai toilet umum, bersihkan pinggir kloset dengan pembersih anti septik sebelum dipakai
3.Biasakan buang air kecil di kloset, jangan di lantai
4.Setelah selesai menggunakan toilet, siram dengan air sebanyak mungkin
5.Keringkan tangan dengan tissue kering atau tissue basah
[caption id="attachment_361635" align="aligncenter" width="300" caption="Toilet di rumah kami, setiap hari disikat dan disiram anti septik"]
Rupanya hal tersebut melekat dalam diri Bimo, buktinya pada acara kemping kemarin Bimo tidak bisa menggunakan toilet dengan maksimal. Hal ini dikarenakan toilet yang ada di lingkungan kemping tersebut tidak bersih dan kurang perawatan. Saya sangat menyayangkan akan hal ini, tempat di mana seharusnya banyak pembelajaran kesehatan harus terhalang oleh fasilitas yang kurang layak.
Menurut cerita Bimo, dia tidak bisa mandi karena toiletnya kotor, nggak kayak di rumah. Emang sih sangat jauh berbeda tapi minimal agak mendinganlah. Jangankan Bimo, saya saja yang tadinya kebelet mau buang air kecil tidak bisa sama sekali. Seharusnya mereka menyediakan pegawai secara khusus untuk membersihkan toilet. Saya sangat menjaga sekali kebersihan toilet karena menyangkut organ tubuh penting yang memang butuh pemeliharaan khusus. Jika tidak demikian, kuman yang bersarang di kamar mandi, toilet khususnya akan masuk ke dalam tubuh melalui organ vital tersebut. Minimal sehari sekali kamar mandi dibersihkan, biasanya di pagi hari. Sore hari saya baru menyiram lantai kamar mandi dan di sisi toilet dengan cairan anti septik. Saya juga mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu menyiram toilet dengan air sebanyak mungkin, selesai mereka berhajat.
Melalui tulisan ini, saya menghimbau bagi pihak terkait untuk meninjau langsung ke lokasi perkemahan tersebut.Tidak cukup sampai di situ saja, harus dilakukan renovasi secara menyeluruh agar fasilitas berupa toilet umum layak dipakai. Dan yang membuat saya miris, apa yang saya sayangkan tersebut berada di Ibu Kota Jakarta. Ternyata pembelajaran dari rumah tidak bisa terlaksana dengan baik, jika fasilitas umum tidak memadai. Alhasil Bimo lebih memilih tidak mandi selama dua hari, ketimbang mandi di toilet yang kotor.
Dalam pikirannya apa bedanya tidak mandi atau mandi tapi toiletnya kotor ? Ternyata mengajarkan tentang kebersihan sedari kecil tidaklah sulit asal didukung oleh lingkungan. Proses berulang untuk mengingatkan juga harus dilakukan sesering mungkin. Belajar lah sedari kecil untuk menghasilkan sesuatu yang besar.
@etybudiharjo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H