Korupsi merupakan extraordinary crime atau kejahatan luar biasa yang perlu ditangani dan merupakan masalah serius yang menjangkiti banyak negara termasuk Indonesia dan merugikan pembangunan serta kesejahteraan sosial.
Berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dikutip dari Databooks.co.id, telah menerima sebanyak 2.707 dugaan kasus selama periode 2023 dan merupakan dugaan kasus terbesar dari 5 tahun terakhir. Dari 2.707 dugaan kasus tersebut, laporan yang diteruskan ke proses verifikasi sebanyak 2.378 laporan dan disaring kembali menjadi 2.229 laporan yang lolos tahap verifikasi. Kini Indonesia menempati peringkat 110 dari 180 negara (data dari Corruption Perception Indeks) dan peringkat 34 di Asia Tenggara.
Sehingga dikhawatirkan di tahun-tahun yang akan datang kasus korupsi akan semakin meningkat. Jika tidak tertangani maka dipastikan mencederai keuangan negara untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Segala cara telah dilakukan oleh pihak berwenang terlebih untuk KPK dalam hal pemberantasan korupsi. Namun saya kira bahwa perlu ada kesadaran diri dari kita semua untuk mencegah atau menjauhkan diri dari tindakan korupsi. Salah satu kesadaran diri tersebut adalah dengan menerapkan pola hidup frugal living.
Kata frugal living sendiri berasal dari kosakata dalam Bahasa inggris yang artinya hidup hemat. Konsep frugal living mengacu pada gaya hidup dengan pengelolaan keuangan yang bijak dan hemat dan dalam penuh kesederhanaan.
Baca Juga: Frugal Living, Membangun Kehidupan Hemat yang Berkelanjutan
Ternyata gaya hidup frugal dapat membantu seseorang dari tindakan korupsi sebab mencegah korupsi harus berawal dari kesadaran diri seseorang, maka penerapan pola hidup frugal living adalah langkah yang penting sebagai bentuk kesadaran diri. Berikut beberapa cara bagaimana pola hidup frugal living dapat membantu mencegah korupsi:
1. Sederhana dan Tidak Boros
Frugal living mengajarkan kita untuk menghargai kesederhanaan dan tidak boros. Di tingkat pemerintah, penyalahgunaan dana publik dapat dicegah melalui kebijakan penghematan anggaran dan efisiensi penggunaan sumber daya.
Orang yang hidup boros atau tidak hemat mungkin akan mengalami lebih banyak tekanan secara finansial. Untuk memenuhi kebutuhan finansialnya, mereka menghalalkan segala cara misalnya dengan menyuap atau menyalahgunakan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan tambahan.