Mohon tunggu...
Etty Lismiati
Etty Lismiati Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tiada Hari Tanpa Belajar http://ettylist.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terjebak di Kaki Kuda Jokowi

2 Juli 2013   21:15 Diperbarui: 13 Desember 2015   02:59 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption id="attachment_252547" align="aligncenter" width="300" caption="Topi mirip tanduk menjangan (photo : ettylist)"][/caption] Dipenghujung Juni 2013, puncak dari perayaan HUT Kota Jakarta yang ke - 486. Parade mobil hias dan kostum-kostum unik  peserta Jakarnaval 2013 pada Minggu 30 Juni beberapa hari lalu, melintas di sepanjang  Jalan Thamrin. Acara yang merupakan bagian dari seerangkaian kegiatan yang dilakukan PEMDA DKI dalam rangka HUT kota Jakarta  ini, nampak  semarak dengan antusiasme  warga yang sudah berkumpul, mulai dari sekitar balai kota hingga bunderan HI. [caption id="attachment_252546" align="alignright" width="300" caption="Kepala ondel2 yang menghiasi salah satu mobil hias peserta Jakarnaval 2013 (photo: ettylist)"]

13727771041149841999
13727771041149841999
[/caption]

Euforia Jokowi menyedot pengunjung hingga luar Jakarta, apalagi kegiatan ini bertepatan dengan liburan sekolah. Masyarakat dari luar Jakarta pun ikut tumpah ruah. Sebagai warga Jakarta, menyaksikan kemeriahan karnaval ini bukan hal baru bagi saya.  Namun meliputnya hingga berada pada jarak yang sangat dekat sekali dengan orang nomor 1 DKI ini, memberikan ekspektasi lain.  Ketika suami mengajak saya melihat Jakarnaval, hmm… saya pikir, pasti banyak objek foto menarik. Itu saja. 

Acara di mulai pada pk. 15.00 dan berakhir sekitar pk. 18 sore. Beberapa ruas jalan yang mengarah ke balai kota sudah ditutup bagi kendaraan bermotor 30 menit sebelumnya. Kami terlambat sampai di sana. Dengan berjalan kaki dari stasiun Gondangdia kami menemukan jalan kecil melintasi perkampungan hingga  menembus bagian belakang gedung DPRD yang bersebelahan dengan Balai Kota. Eh, ternyata , masih ada perkampungan padat, lengkap dengan gang senggolnya  di lokasi yang tak jauh dari Balai Kota, kontras dengan gedung-gedung perkantoran disekitarnya.  Untung juga kami melewati jalan tembus ini dengan berjalan kaki, karena acara baru saja dimulai.

Dibagian depan gedung DPRD, beberapa anggota pasukan berkuda POLRI sedang melakukan persiapan. Kuda – kuda berwarna coklat kehitaman ini nampak terlatih dengan postur  yang tinggi tegap. Setegap penunggangnya yang berseragam warna gelap.  Tidak lama mengamati  kuda-kuda itu, saya mendengar suara komando dan kuda pun siap bergerak ke arah luar gedung. Ditengah kerumunan massa  dan kesibukan anggota POLRI dengan sistim pengamanannya, saya mengikuti saja arah gerak suami yang menerobos brikade keamanan. Tiba-tiba saya sudah berada diantara kuda-kuda itu yang berjalan pelan kearah kiri gedung.

Suami menarik saya untuk tetap berada disekitar kuda dan mendorong pundak saya untuk terus maju  di samping kuda-kuda itu. Kaki – kaki kuda ini saja hampir menyamai kepala saya. Dengan jarak yang sangat dekat, agak takut juga saya jika kesenggol kaki kuda, karena sempitnya jalan akibat kerumunan massa. Ke pinggir sudah tidak mungkin. Disepanjang jalan yang dilalui Jokowi sudah rapat terisi kerumunan orang-orang, hampir tak ada celah untuk menepi. Saya ikut terseret arus bersama orang-orang yang menenteng kamera besar ditengah aparat keamanan, yang mengapit dari depan maupun belakang.  Mau tak mau hanya bisa bergerak searah gerak kuda. Sangat sulit untuk bisa menerobos ke bagian depan kuda untuk mengambil foto dari jarak dekat.

[caption id="attachment_252569" align="aligncenter" width="605" caption="Mensejajarkan diri dengan rakyat, tanpa sekat. Meja dan kursi yang berjajar di pinggir jalan, tanpa tenda. Berbaur dan merasakan apa yang dialami rakyat. Itulah kebersahajaan, tanpa mengurangi kemeriahan. (photo: ettylist) "]

1372782880990856847
1372782880990856847
[/caption]

 

Saya baru menyadari ketika  kuda berhenti, di sebelah kiri sudah ada Jokowi  dan Ahok  bersama istri. Ternyata di sinilah Jokowi menunggu kuda untuk ditunggangi. Ada beberapa bangku di barisan depan. Selain yang diduduki Jokowi Ahok,  selebihnya mungkin pejabat lain. Dua baris di belakangnya terisi penuh. Bangku-bangku yang cukup sederhana, dilengkapi meja kecil diberi taplak yang juga sederhana. Dua panggung (tepatnya menara) yang berada di sisi kanan tak jauh dari Jokowi duduk,  sudah terisi  para wartawan dari berbagai media. Panggung ini mungkin memang disediakan untuk mereka, supaya bisa mengambil gambar dari sudut yang bagus, tanpa harus mendekat. 

[caption id="attachment_252558" align="aligncenter" width="800" caption="Dari atas kuda Jokowi menebar senyuman. Banyak warga yang berusaha ingin berjabat tangan, namun karena situasi yang tidak memungkinkan mereka pun sudah cukup puas hanya dengan lambaian tangan. (photo : ettylist)"]

13727803791167506425
13727803791167506425
[/caption]

Dalam penjagaan yang cukup ketat, tiba-tiba terlihat suami saya sudah mendekat ke arah Jokowi, dan langsung jepret ! Sebagai mantan wartawan yang usianya sudah termasuk “lanjut” untuk jurnalis di lapangan, saya cuma bengong melihat kesigapannya menerobos barisan keamanan. Bagaimana caranya berinteraksi dengan mereka untuk kemudahan akses informasi dari sumber. Mereka tak bisa berbuat apa-apa, atau mungkin juga karena tahu bahwa kami tidak membahayakan.  Para intelnya tentu saja sudah mengamati kami sejak kami masuk dalam ring pengamanan ini, tanpa kami sadari. Sementara itu saya berdiri disamping kuda yang akan di naiki Jokowi dan mengambil beberapa gambar. Terjepit diantara para wartawan, tidak mudah memang mengambil gambar yang bagus ditengah kerumunan.

Dengan baju lengan panjang berwarna merah berlapis rompi bernuansa kayu dan bambu, dilengkapi  topi menjulang seperti tanduk menjangan,  Jokowi bak seorang kaisar dari negeri dongeng. Sementara Ahok menggunakan kaos Polo warna putih berkerah . Istrinya juga dengan kaos putih nampak asyik dengan sebuah gadget ditangan.

[caption id="attachment_252577" align="alignright" width="300" caption="Jakarnaval menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat di tengah liburan sekolah (photo : ettylist)"]

13728003212045839775
13728003212045839775
[/caption]

Rupanya hanya Jokowi yang menaiki kuda mengawali jalannya peserta Jakarnavar.Setelah jokowi duduk diatas seekor kuda dengan bantuan sebuah bangku, barisan pengaman dibantu orang-orang berkaos putih yang nampaknya sama dengan yang dipakai Ahok, langsung membuat formasi disekeliling Jokowi. Sebuah formasi rapi hingga saya pun tidak mungkin lagi terselip diantara kuda. Kuda pun bergerak pelan-pelan ditengah kerumunan warga yang berteriak mengelukan sang gubernur. Saya hanya bisa mengikutinya beberapa langkah. Berikutnya pasukan kuda Jokowi sudah tidak bisa lagi saya tembus. Namun bersama suami, saya masih bisa bergerak leluasa dibelakang rombongan sehingga dapat mengambil gambar dari posisi tengah, diantrara sesaknya orang-orang  yang berjejer di kiri kanan jalan.

[caption id="attachment_252578" align="aligncenter" width="500" caption="photo by : ettylist"]

1372800786872752693
1372800786872752693
[/caption]

Seorang bapak  yang berdiri tak jauh dari saya, berdesakan dalam arus massa sambil mengangkat tinggi-tinggi  anaknya.  Orang itu berusaha mendekat berharap Jokowi menyentuh kepala anaknya. Atau paling tidak dapat berjabat tangan. Tentu saja keinginan itu terlalu sulit, karena Jokowi sudah berada di atas kuda, hanya beberapa langkah dari tempat saya berdiri, dengan aparat keamanan rapat disekelilingnya. Saya melihat banyak orang berlaku berlebihan. Masih saja ada orang yang menerobos hanya ingin bersalaman. Mungkin mereka berharap berkah sehingga mau bersusah payah untuk sekedar berjabat tangan.

Semoga Jokowi dapat terus mengukir sejarah dengan keberhasilannya membawa Jakarta baru yang lebih baik, hanya dengan cara bekerja sama dengan orang-orang yang tepat demi kepentingan rakyat banyak. Jika tidak, Jokowi hanya akan dikenang sebagai pemimpin unik dengan gaya merakyat. Itu saja. Jakarta baru yang diharapakan akan segera terwujud dalam waktu dekat, bukan hanya harapan yang dimiliki warga Jakarta saja, tapi seluruh bangsa Indonesia. Semoga segala aspek kehidupan di Jakarta ini menjadi jauh lebih baik. Semoga ! 

Meskipun secara fotografi memang tidak ada yang istimewa pad foto2 yang ada di sisni, setidaknya dapat mengajak pembaca yang tidak sempat hadir disana ke dalam suasana warna-warni Jakarnaval 2013 ini. Mariiii....

 

Salam hangat dan Semangat :)

Etty Lismiati

 

[caption id="attachment_252597" align="aligncenter" width="640" caption="Nuansa kayu dan bambu, mendominasi hampir seluruh kostum peserta fashion show ( photo: ettylist)"]

1372809021654451027
1372809021654451027
[/caption] [caption id="attachment_252598" align="aligncenter" width="300" caption="Kontras (photo : Umar Syaifullah)"]
1372809690402477604
1372809690402477604
[/caption] [caption id="attachment_252583" align="aligncenter" width="369" caption="Kostum bertema anyaman bambu (photo: ettylist)"]
1372804070920604988
1372804070920604988
[/caption] [caption id="attachment_252584" align="aligncenter" width="428" caption="Bertaburan bunga, juga dari bahan kayu. (photo: ettylist)"]
13728043791569207528
13728043791569207528
[/caption] [caption id="attachment_252586" align="aligncenter" width="640" caption="Parade Mobil dengan kepala topeng (photo: ettylist)"]
1372805282814881990
1372805282814881990
[/caption] [caption id="attachment_252595" align="aligncenter" width="300" caption="Bunga2 dari bahan kulit kayu (photo: ettylist)"]
13728078611987330742
13728078611987330742
[/caption] [caption id="attachment_252617" align="aligncenter" width="300" caption="Paduan warna yang agak lembut, meskipun ramai dengan berbagai atribut (photo: ettylist)"]
13728118042129178010
13728118042129178010
[/caption] [caption id="attachment_252662" align="aligncenter" width="640" caption="Satu kelompok peserta yang agak berbeda penampilannya. Kostumnya tidak heboh seperti peserta lain yang penuh warna. Melihatnya mengingatkan saya pada "diorama" musium. Ohooo, menarik. Bayangkan, bagaimana mereka harus tahan dengan "make up effek" hingga sore hari? Belum lagi harus berekspresi bak patung selama acara berlangsung. Akting yang 'gak gampang itu kan ? (photo : Umar Syaifullah)"]
13728235321929175271
13728235321929175271
[/caption]

 

 

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun