Mohon tunggu...
hetik kristiana
hetik kristiana Mohon Tunggu... -

ulurkan tangan tuk menggapai kebersamaan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Langkahku

8 Mei 2010   17:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:19 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kabut petang,,,, menyelimuti pedesaan  dimana aku tinggal..,mendungpun datang,,, dan turunlah hujan.Becek tanah berlumpur membuat kaki ini enggan melangkahkan kaki, suara adzan berkumandang dari arah masjid,,ya ALLAH betapa enggannya aku tuk berjalan ke rumah MU .. menghadap kehadiratMU,, memennuhi panggilanMU hanya di karenakan hujan dan beceknya jalanan. Dan segera kubuang rasa malasku, kuambil air wudhu dan segera beranjak menuju masjid.Kubayangkan wajah ibuku yang begitu tulus,wajah ayahku yang begitu tegar meski hidup dalam kesederhanaan.Segeralah berlinang airmataku dan aku tak tega menambah beban mereka,meski keinginanku begitu kuat untuk melanjutkan sekolah lagi.

Ijazah sudah ada tanganku, aku pegang erat dan sambil ku pejamkan mata aku bersyukur kepada ALLAH, hasil belajarku selama ini meski hujan, jalanan becek, panas yang begitu terik tak kurasakan harus aku tempuh 3,5km dengan jalan kaki.Aku  mempunyai satu cita-cita yaitu POLISI. Tapi genggaman eratku tiba -tiba  mengendur saat terlintas bayangan kedua wajah orang tuaku. YA ALLAH apa  yang harus aku lakukan??????? bisa makan saja sudah syukur alhamdulillah,,,,, apakah orang tuaku mampu menyekolahkan aku lagi? sedangkan biaya sekolah saat ini betu mencekik leher, aku diam dan terhempas,

Wajah kusamku terlihat oleh Ibu" ada apa nak? jangan kau sembunyikan masalahmu, berbagilah dengan ibu,,,"aku diam tanpa kata tak tau harus bilang apa. Map biru yang kutaruh di meja dan kuperhatikan dari tadi,,, dengan pelan-pelan ibu membukanya,, dan memelukku dengan dekapan yang begitu erat, dan  ia berkata" maafkan ibu, ayah nak,kita bisa makan itu sudah syukur alhamdulillah, kami sebagai orang tuamu ingin dan ingin sekali menyekolahkanmu lebih tinggi dan melihatmu memakai TOGA serta menjadi pengabdi negara yang bijak,, tapi apa boleh buat keadaan kita yang tak memugkinkan dan biaya pendidikan pun begitu mahal" berlinanglah air mataku dan sedetik putuslah harapanku.

Aku bangkit dan melangkah, belajar bukan berarti harus di sekolah tapi bisa juga dari sebuah pngalaman.Aku pergi meninggalkan desaku dengan bekal ijazah SMP...mencari kerjaan kesana kemari tak ada yang menggubrisku hanya cibiran dari orang-orang yang hanya melihat dari ijazah. Aku begitu marah,, mengapa hanya mereka  yang kaya yang bisa sekolah tinggi,,,  kenapa biaya sekolah begitu tinggi sehingga kaum miskin tak dapat mengenyam pendidikan? kenapa para pejabat negara banyak yang koruptor memakan hak kaum miskin hanya demi perutnya sendiri. Langkahku semakin gontai dan kudekati gerombolan anak jalanan di dekat stopan lampu merah yang lagi menjajakan koran.Sepintas aku berfikir untuk membantu mereka menjajakan koran dengan demikian aku bisa bilajar dan dapat menghasilkan uang.Dari sinilah aku setiap hari bisa membaca  berita-berita terbaru  dan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, ternyata mencari duit dengan hasil keringat sendiri meski jumlahnya kecil itu nikmat dan menjadi barokah daripada kaya raya banyak duit, makan enak, tapi hasil dari penyelewengan dana  atau bisa disebut KORUPTOR.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun