Mohon tunggu...
Etti Kurnia
Etti Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa disalah satu kampus swasta Si DIY menempuh semester 3 Diprogram studi Ilmu Hukum Saya suka membaca artikel,berita berita terkini,karna bagi saya banyak membaca adalah senjata utama bagi anak hukum yang harus dituntut bisa berpendapat kritis terhadap suatu masalah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Agama dalam Mempertahankan Tradisi Rebo Bontong di Suku Sasak

26 Juni 2023   22:50 Diperbarui: 26 Juni 2023   23:25 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suku Sasak (aksara Sasak: ; Jawi: ) adalah suku bangsa yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam, uniknya pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama Islam yang agak berbeda dengan Islam pada umumnya yakni Islam Wetu Telu, tetapi hanya berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktik ibadah seperti itu. Ada pula sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan nama "Sasak Boda

Di Pulau Lombok dampak dari Penyebaran agama Islam dan kebudayaan yaitu munculnya tradisi mandi safar di tengah-tengah masyarakat. Begitu juga suku Sasak yang ada di desa Pringgabaya yang terletak di Kabupaten Lombok Timur menyebut tradisi mandi safar dengan sebutan tradisi Rebo Bontong.Jika di tinjau dari artinya Rebo berarti (hari rabu) dan Bontong (terputus), di mana Rebo Bontong maksudnya di sini adalah hari Rabu itu terpotong menjadi dua atau terbagi menjadi dua bagian yaitu Rebo pagi dan Rebo sore nah dari kejadian tersebut maka dinamakan Rebo Bontong. 

Sedangkan jika di tinjau dari tempat terjadinya, Rebo Bontong Terjadi pada bulan Safar, tepatnya pada hari Rabu di akhir bulan safar atau hari Rabu pada minggu ke empat bulan Safar.Lahirnya tradisi Rebo Bontong merupakan bentuk perwujudan dari berbagai peristiwa penting yang di alami oleh masyarakat Pringgabaya. Di mana pada zaman dahulu masyarakat setempat khususnya masyarakat Pringgabaya tidak diperkenankan tinggal di dalam rumah pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar, mereka harus keluar meninggalkan rumah ketempat yang di anggap baik untuk berkumpul seperti: pantai, danau, sawah, kebun maupun ketempat-tempat yang di anggap sakral oleh masyarakat.

Proses Pelaksanaan Tradisi Rebo Bontong Dan Makna Simboliknya Rebo Bontong merupakan sebuah tradisi yang di lakukan pada waktu tertentu, tempat tertentu serta menggunakan alat-alat perlengkapan ritual tertentu.bahwa proses pelaksanaan tradisi Rebo Bontong yang dulu berbeda dengan yang sekarang, di lihat dari segi prosesnya ataupun pelaksanaannya.

 Tradisi Rebo Bontong yang dulu lebih memfokuskan ke suatu ibadah tanpa adanya unsur-unsur hiburan di dalamnya, sedangkan proses pelaksanaan tradisi Rebo Bontong yang sekarang lebih mementingkan hiburannya, itu terlihat dengan banyaknya sponsor-sponsor yang mendukung terselenggaranya acara Rebo Bontong di pantai Ketapang, serta banyaknya lomba-lomba dan hiburan masyarakat. Jadi peneliti dapat membedakan antara proses pelaksanaan tradisi Rebo Bontong yang dulu dengan pelaksanaan Rebo Bontong yang sekarang.Proses pelaksanaan tradisi Rebo Bontong pada masa lalu yaitu 

Rebo Bontong dilaksanakan pada hari Rabu minggu terakhir di bulan Safar. Pada masa lalu proses pelaksanaan tradisi Rebo Bontong di laksanakan dengan mengadakan upacara selamatan dengan cara mengadakan doa bersama untuk meminta perlindungan kepada Yang Maha Kuasa agar terhindar dari segala mara bahaya atau penyakit yang diturunkan Allah SWT pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.

Tatacara pelaksanaan tradisi Rebo Bontong pada masa lalu yaitu

1). Pada Rabu pagi masyarakat melakukan Shalat Sunnat Mutlak sebanyak 4 rakaat 

dengan membaca ayat AL-Qur'an yang tidak ditentukan (dibebaskan)

2). Setelah selesai melaksanakan Sholat Sunnat Mutlak maka acara selanjutnya adalah 

berdoa bersama dan membaca Surat Yasin sebanyak satu kali dan ayat yang berbunyi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun