Pernahkan berpikir selain tempat menghasilkan uang, tempat kerja juga dapat menjadi tempat mengasilkan korban jiwa? Bukan hanya soal kecelakaan kerja atau penyakit bawaan dari pekerja, ternyata lebih dari itu masalah sosial dasar berupa bully.Â
Masalah bully ternyata tidak hanya terjadi pada usia yang masih belum matang. Berdasarkan penelitian Mustrad, et al. 2010 70% dari angka bunuh diri di kanada berada pada usia kerja.Â
Seseorang dengan usia siap kerja dan memiliki kinerja yang baik di tempat kerja bisa jadi menjadi pembully. Berdasarkan data dari center for suicide prevention  37% pekerja pernah mengalami bully dan 72% orang yang menjadi pelaku biasanya memiliki posisi yang lebih berwenang.Â
Mengapa bully ditempat kerja perlu menjadi perhatian??? Perhatian fakta berikut
Mental healt commission of Canada, 2013 merilis bahwa bisnis bisa mengalami kerugian $6 juta akibat menurunnya produktivitas karena masalah mental ini.Â
Sementara, UK Natinal institute for health and clinical excellence merilis bahwa menaikkan mental health ditempat kerja dapat berdampak 30% kenaikan produktivitas.Â
Sebenarnya masalah yang lebih besar, bisa berdampak pada pada sebuah pemikiran bunuh diri. Penelitian dari Nielsen, et al., 2015 penindasan ditempat kerja berkorelasi signifikan terhadap ide bunuh diri.Â
Selain itu, ternyata masalah ini juga dapat berdampak pada orang disekitar orang yang dibully. Penelitian dari Sau Man, 2019 memastikan bullying di tempat kerja dapat menyebabkan dampak pada perkembangan anak.Â
Dampak tidak langsung dari penindasan di tempat kerja terhadap kesehatan fisik dan mental anak-anak, mengeksternalisasikan perilaku bermasalah dan kinerja akademis melalui buruknya pola asuh pekerja karena stres kronis dan/atau depresi.Â
Lalu perilaku bully ditempat kerja apa saja ??? menurut survei di Amerika Serikat dalam Klikdokter, beberapa jenis bullyingnya yaitu membuat tuduhan tidak berdasar, mengintimidasi secara nonverbal, Mengecilkan posisi seseorang ditempat kerja, membuat peraturan secara seenaknya, meremehkan pekerjaan orang lain, menetapkan target yang berlebih pada korban, mengompori orang lain untuk menyerang korban, bercanda di luar batas, mengucapkan kata-kata kasar, menyebarkan rumor
Apa yang akan kita rasakan jika menjadi korban bully? kecewa, sakit, trauma, menderita, dendam?
Lalu apa yang kita rasakan juga ketika justru menjadi pelaku bully? menyesal, bangga, bahagia, merasa bersalah?
Aku hanya ingin coba mengingatkan jangan-jangan kita juga bagian dari subyek dalam masalah bully membully ini. Â Akhir-akhir ini lagu hindia yang berjudul mata air cukup terus berputar dikepalaku. Mari kita kesampingkan dahulu isu hangat yang sedang melanda band ini dampak dari konsep konsernya terakhir.Â
"Jika kau pernah tersakiti, angkat tangan
Jika kau pernah menyakiti, angkat tangan"
Ya, tepat lirik itu menyentil ego ku yang selalu merasa menjadi korban dari setiap peristiwa yang terjadi. Padahal jangan-jangan selain sebagai korban kita juga pernah menjadi pelaku. Jangan-jangan lisan dan perbuatanku juga pernah menjadi bahan sakit dan overthinking orang lain. jadi, mari lebih baik lagi.
Â
Rujukan
Mental Health Commission of Canada. (2013). Making the case for investing in mental health in Canada. Retrieved fromÂ
The American Association Suicidology (2017). Know the warning signs of suicide.
Canadian Association of Suicide Prevention. (2016). Becoming a suicide-safer workplace.Â
Mustard, C., Bielecky, A., Etches, J., Wilkins, R., et al. (2010). Suicide mortality by occupation in Canada, 1991-2001. Canadian Journal of Psychiatry, 56(6), 369-376.Â
Centre for suicide prevention. (2017). The workplace and suicide prevention
Man, C., S. (2019). Effects of workplace bullying on Chinese children's health, behaviours and school adjustment via parenting: study protocol for a longitudinal study.
Neilsen, M., B., Neilsen, G., H., Notelaers, G., Einarsen, S. (2015). Workplace Bullying and Suicidal Ideation: A 3-Wave Longitudinal Norwegian Study. American journal of public health, 105(11), e23-238
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H