Mohon tunggu...
Eti Rohmawati
Eti Rohmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Aktif sebagai Kepala MTs Arrosidiyah Sumberagung Rejotangan Tulungagung, Pengelola blog : rohmawati551@blogspot.com Wiriting with joyful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnalisme Tak Akan Mati meski Media Berganti

2 Oktober 2022   14:33 Diperbarui: 2 Oktober 2022   14:35 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Generasi Z yang memiliki berbagai ketersediaan material untuk menulis. Mereka dimudahkan dengan kemajuan zaman. Internet sebagai penyedia data, pokok kita bisa mengakses internet maka informasi bergulir deras dihadapan kita. Yang disayangkan adalah kaidah jurnalisme terkadang dikesampingkan dalam menulis sebuah informasi. Sehingga konsumen berita dan penyedia berita terkadang tidak match, berita yang muncul tidak valid atau bahkan hoak.


Tom Nichols (2017) dalam bukunya The death of expertis menggambarkan bahwa keahlian dipicu oleh adanya generasi yang cepat bosan dalam mendalami sesuatu, mereka menginginkan hal yang instan dan mencari jalan pintas dalam memahami sesuatu, tahapan tahapan dalam berfikir mereka kesampingkan.


Menurut Yuswohadi didalam bukunya millennial kills everything, ada banyak lapangan pekerjaan yang digeser oleh era digital ini, media cetak juga bergeser ke media digital. Namun apapun medianya jurnalisme tidak akan pernah mati. Hal itu disampaikan oleh Kanda Tauhid Wijaya (direktur Radar malang) dalam Digital Workshop yang di selenggarakan oleh MD KAHMI Tulungagung, Minggu 2 Oktober 2022 di Graha Pahlawan Tulungagung.


Jurnalisme menurut beliau adalah tetap meskipun media mengalami konvergensi, Inti dari jurnalisme adalah mengabarkan sesuatu kepada orang lain secara obyektif sesuai fakta yang ada. Saat pertama kali ditemukan mesin cetak abad 19, jurnalisme ditulis dalam media cetak, pun saat radio ditemukan jurnalisme dibahasakan melalui audio, berkembang kepada penemuan televisi, berita/ jurnalisme dibahasakan melalui audio dan di visualisasikan melalui rekaman menjadi berita TV. Saat ini zaman internet, jurnalisme bisa dibuat melalui tulisan, audio dan video.


Perbedaannya televisi dan zaman internet ini adalah kemudahan membuat berita karena alat yang semakin canggih untuk akses membuat dan mengirim berita. Kita ingat contributor dari masyarakat saat Tsunami di Aceh adalah seorang ci yang memiliki video recorder. Kemudian dikirim ke sebuah stasiun swasta dan menjadi berita viral selama sekian minggu di media nasional. Sekarang dengan gawai kita bisa langsung menayangkan kejadian tersebut.


Meski sekarang media sosial bermunculan, namun penulisnya belum tentu memahami kaidah jurnalisme secara benar, sehingga yang informasi yang dimunculkan belum tentu dijadikan referensi kebenarannya. Masyarakat masih tetap percaya dari sumber media cetak atau televisi. Karena kevalidan informasi sudah terbukti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun