Mohon tunggu...
Etik Anjar Fitriarti
Etik Anjar Fitriarti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ilmu Komunikasi UIN Su-Ka Yogyakarta '13. A lifetime learner. Belajar menikmati proses sebagai kuli tinta. :) nulis iseng di etikafitri.blogspot.com .

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hidup Mati Tambang, Generasi Kini dan Nanti

22 Januari 2016   20:30 Diperbarui: 22 Januari 2016   20:48 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya hidup berkelanjutan (sustainable way of life) akankah menjadi tren masyarakat khususnya di lingkungan pertambangan? Gaya hidup yang berkelanjutan merupakan gaya hidup yang mengutamakan keramahan terhadap lingkungan agar dapat lestari hingga banyak generasi. Hal ini juga sinergi dengan konsep sustainable development atau pembangunan berkelanjutan. Menurut World Commision on Economic Development/WCED (1987) pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.

Perusahaan-perusahaan terutama di bidang pertambangan sudah semestinya menciptakan pembangunan berkelanjutan dengan melaksanakan Corporate Social Responsibilty (CSR) dengan prinsip 3P : Profit (laba), people (masyarakat), planet (lingkungan). Di ranah legal, Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Pasal 74) mewajibkan perusahaan di Indonesia untuk melakukan CSR.

CSR yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada filantropi perusahaan yang hanya memberi dana pada masyarakat dan tidak membentuk pola pikir masyarakat menjadi lebih maju. Hal itu hanya dapat membuat pola pikir masyarakat menjadi materialis dan tidak menimbulkan pola pikir kemandirian ekonomi.

Hal tersebut selaras dengan aktivitas corporate citizenship yang mutlak ada dalam CSR (Carrol, 1979) yang bertujuan untuk mengembangkan kesejahteraan masyarakat. Misalnya melalui pemberian pelatihan usaha, pemberian pinjaman lunak, dan sebagainya yang juga disebut sebagai pembangunan berkelanjutan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun