Mohon tunggu...
Etika Fatana
Etika Fatana Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate

Senang membaca buku dan menonton sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Edukasi bagi Masyarakat yang Menganggap Rumah Sakit Jiwa Adalah Aib

25 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   17:02 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan orang yang  meihat rendahnya rumah sakit jiwa patut diubah. Sering kali mendengar tempat ini dijadikan bahan lelucon oleh sekelompok orang yang katanya waras, padahal sakit jiwa bukan aib atau dosa yang perlu untuk disembunyikan.

Rumah sakit jiwa, rumah sakit mata, dan rumah sakit umum lainnya adalah tempat yang memiliki tujuan sama, yakni untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh pasien. Lalu mengapa rumah sakit jiwa dipandang berbeda?

Gangguan jiwa memang memiliki efek yang berbeda dengan penyakit-penyakit lain. Namun, perlu diingat bahwa orang dengan gangguan jiwa tidak menyadari apa yang mereka perbuat bahkan setelah kembali sehat, belum tentu mereka ingat apa yang telah mereka lakukan.

Orang-orang yang menjadikan hal ini sebagai bahan guyonan adalah orang-orang yang tidak bisa membuka matanya. Mereka hanya ingin tertawa tanpa peduli bahwa kelakuannya melukai perasaan manusia yang lain. Bisa disimpulkan bahwa orang-orang seperti itu justu yang tidak bisa memanusiakan manusia.

Sering kali ditemui sekelompok anak-anak tertawa, seolah-olah melihat orang dengan gangguan jiwa adalah hal yang lucu. Sebenarnya hal ini bisa dimaklumi karena anak-anak belum terlalu mengerti, tapi bukan berarti orang tua boleh membiarkan hal ini terjadi. Justru ini adalah PR orang tua untuk mengajarkan anak tentang rasa kemanusiaan dan sopan santun. Jika sejak kecil anak tidak ada yang membimbing, sifat buruk itu dapat dibawa hingga remaja.

Maka dari itu, sering kali ditemui remaja-remaja yang belum paham akan hal ini bahkan permasalahan ini semakin merembet ke kalangan orang tua. Ibu-ibu biasanya sibuk berbisik sembari menggibah dan sok tahu. Menduga-duga apa yang menyebabkan si A bisa menderita penyakit seperti itu.

Jika hal ini sudah menjamah di semua kalangan, generasi penerus kita patut diprihatinkan.

Jika dokter telah mengizinkan untuk pulang, artinya pasien telah sembuh. Namun, orang-orang di luar sana terkadang masih saja terus mengungkit. Memang beberapa pasien masih harus bergantung pada obat, tapi mereka seharusnya mendapatkan kehidupan yang sama.

Alasan orang menderita gangguan jiwa adalah memiliki hidup yang berat, ketika ia masuk ke dalam rumah sakit jiwa, orang-orang membicarakannya, tambah berat hidupnya. Lalu ketika dinyatakan sembuh, ia harus menutup telinga rapat-rapat karena beberapa orang sering mengatakan kalimat yang tidak pantas.

Hidup telah berat, jangalah menambah lebih berat lagi. Kalau ada yang menggunjing, justru mereka yang patut dipertanyakan kewarasannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun