Mohon tunggu...
etica
etica Mohon Tunggu... Lainnya - author, supermom

Hanya seorang ibu rumah tangga dengan lima anak, yang menyukai dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harapan untuk Bangsa

11 Desember 2024   14:44 Diperbarui: 11 Desember 2024   14:44 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Estafet kepemimpinan telah diberikan

Pada kau yang dilantik, ditetapkan

Harapan bangsa tinggi di pundakmu

Kembalikan martabat bangsa yang terkoyak

Perbaiki hubungan yang retak

Selamatkan negara dari ancaman tak berjarak

Kau punya wewenang dan kuasa

Namun jangan sesekali berbuat tanpa mengira

Jangan lagi abaikan suara akar rumput nan merana

Terus diperas, dicekik harga tak bersahaja

Lihatlah mereka yang tak berpunya

Semakin susah mencari nafkah keluarga

Pundakmu harus kuat memikul beban

Kepadamu semua akan bermuara

Jangan lari kala rakyatmu mengeluh

Jangan mangkir kala kau dipanggil

Jangan lagi bungkam suara-suara mereka

Meminta keadilan yang semakin langka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun