Mohon tunggu...
etica
etica Mohon Tunggu... author, supermom

Hanya seorang ibu rumah tangga dengan lima anak, yang menyukai dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Demi Sebuah Nyawa

5 November 2024   10:30 Diperbarui: 5 November 2024   10:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gelombang cinta yang dinanti akhirnya tiba

Sebuah harapan menguatkan raga untuk berjuang

Rasa sakit ini tak cukup sebentar saja

Mesti dihadapi dengan sabar dan pasrah

Karena setelah ini aungerah terindah akan terlahir

Sepenuh jiwa telah kupasrahkan

Pada Yang Maha Kuasa, sakit ini kuadukan

Mencoba bertahan sampai titik darah penghabisan

Syukur keajaiban tak datang terlambat

Semua yang mustahil, jadi mungkin bagiNya

Selama apa, gelombang terus menyambung

Bagai tak berhenti, meski sedikitpun waktu

Atur nafas, kendalikan diri tetap tenang

Tak boleh lepas kendali, sebelum penuh ukuran jalan

Dan waktupun menjadi jawaban

Demi sebuah nyawa kukorbankan

Disambut tangisan dari tubuh mungil berlumur darah

Air mancur tertumpah ruah banjiri lantai

Lega nan haru selimuti suasana

Selamat datang ke dunia, wahai generasi muda

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun