[caption id="attachment_322354" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption]
Pasca hasil memuaskan yang diperoleh Timnas U-19 saat merebut Piala AFF U-19 dan lolos ke gelaran Final Piala Asia U-19, euforia menyelimuti hampir seluruh insan pecinta tim nasional. Setelah puasa prestasi sekian tahun, akhirnya dahaga dan lapar itu dipuaskan oleh timnas U-19.
Melihat capaian Timnas U-19 tersebut, PSSI melalui Badan Tim Nasional (BTN) kemudian melakukan program pelatnas jangka panjang. Diharapkan dengan pelatnas jangka panjang ini, Timnas U-19 akan dapat meraih prestasi maksimal pada gelaran Piala Asia U-19 di Myanmar tahun 2014 ini.
Sebagai tindak lanjut pelatnas tersebut, BTN kemudian melaksanakan roadshow dengan melakukan uji tanding melawan beberapa klub Indonesia dan beberapa tim Pra PON. Uji coba itu dimulai saat menghadapi PSS Sleman di Sleman pada 3 Februari lalu dan akan diakhiri pada 17 Maret di Kutai saat bersua Mitra Kukar. Total dalam 43 hari, mereka harus menghadapi 13 lawan di 13 tempat berbeda.
No.
Lawan
Tempat
Waktu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
PSS Sleman
Persiba Bantul
Pra PON DIY
Pra PON Jateng
PSIS Semarang
Persijap Jepara
Persebaya
Pra PON Jatim
Arema Chronus
Persikoba (Malang United)
Persiba Balikpapan
Putra Samarinda
Mitra Kukar
Sleman
Bantul
Yogyakarta
Solo
Semarang
Jepara
Surabaya
Sidoarjo
Malang
Malang
Balikpapan
Samarinda
Kukar
3 Februari
5 Februari
7 Februari
10 Februari
14 Februari
17 Februari
21 Februari
24 Februari
26 Februari
28 Februari
10 Maret
14 Maret
17 Maret
Jika melihat daftar lawan tanding Timnas U-19 di atas, bisa dikatakan jika kualitas lawan-lawan masih berada di bawah Garuda Jaya. Artinya, Timnas U-19 mendapat lawan yang tidak sepadan.
Lalu untuk apa diadakan uji coba, kalau ternyata kualitas lawan yang dihadapi berada di bawah Timnas U-19, padahal tim tersebut diharapkan dapat menorehkan prestasi pada Piala Asia U-19 nanti? Apakah PSSI dan BTN hanya mengejar pemasukan dari hak siar, tanpa memperdulikan kualitas lawan yang dihadapi Timnas U-19?
Jika ingin mengetahui perkembangan dan pemahaman antar pemain, maka cukup melawan 3 atau 4 klub lokal saja. Tidak perlu melawan hingga 13 klub dalam waktu 43 hari. Karena hal tersebut tentunya sangat menguras fisik, mental dan stamina pemain U-19.
Kalau melihat berita yang beredar, untuk roadshow Timnas U-19 ini, PSSI akan menerima pendapatan dari hak siar SCTV senilai Rp 16 Milyar rupiah. Memang bukan jumlah yang kecil, karena dengan uang sebesar itu dapat memberangkatkan Timnas U-23 berlaga ke Asian Games nanti.
Namun akan lebih bijak jika dengan uang sebesar itu, Garuda Jaya memilih lawan yang sepadan di luar negeri. Lawan yang kualitasnya setara dengan timnas negara lain yang akan mereka hadapi pada Piala Asia U-19 nanti.
Lalu bagaimana dengan kelanjutan uji coba dengan pemain muda Barcelona dan Liverpool? Begitu juga dengan Australia dan Jepang yang dikatakan siap untuk menjajal Timnas U-19. Mereka adalah lawan-lawan yang relatif sepadan, jika tidak mau dikatakan sedikit lebih baik dari Garuda Jaya.
Dengan melawan tim yang kualitasnya setara atau lebih baik tersebut, maka Indra Syafrie akan mengetahui kekuatan dan kelemahan tim yang dilatihnya. Sehingga di masa-masa waktu yang tersisa menjelang Piala Asia U-19, kelemahan-kelemahan itu dapat diminimalisir dan ditutupi.
So, ada baiknya roadshow uji coba kedaerah tersebut dihentikan. Carilah lawan yang lebih seimbang bagi Timnas U-19, jika memang ingin mereka meraih prestasi maksimal di Piala Asia U-19 nanti.
Dan pesan bagi PSSI serta BTN, agar pengelolaan pendapatan dari hak siar Timnas U-19 tersebut dapat dilakukan secara transparansi dan akuntabilitas. Jangan ada hal-hal yang ditutupi!
Salam
13022014