Mohon tunggu...
Ethan Hunt
Ethan Hunt Mohon Tunggu... -

Dunia ini adalah sekolah bagi kita dalam mempelajari dan memahami kehidupan.. yang membuat kita semakin bijak, dan salah satunya adalah KOMPASIANA..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Video ARB, Strategi Politik yang Gagal

24 Maret 2014   17:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:33 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu, beredar sebuah video perjalanan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) dan Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin bersama dua orang artis kakak beradik, Marcella Zalianty dan Olivia Zalianty. Video itu diunggah di situs YouTube oleh akun DP News pada 19 Maret 2014 lalu dan diberi judul Capres Golkar ARB menikmati Maldive bersama Marcella dan Olivia Zailanty.

Tidak ada yang aneh pada video berdurasi singkat tersebut karena hanya merekam detik-detik pesawat itu akan mendarat di sebuah bandara. Dari video itu bisa diduga jika Olivia Zailanty yang merekam adegan tersebut.

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham, ARB memang mengajak kakak beradik artis itu karena telah sukses sebagai panitia penyelenggara dalam pelaksanaan kaderisasi organisasi kepemudaan Partai Golkar di Bandung. Peristiwa itu sendiri terjadi antara tahun 2010 dan 2011, atau 3 sampai 4 tahun lalu.

Menurut Idrus, kepergian ARB dan Aziz Syamsuddin beserta kakak beradik itu telah diketahui pengurus Parta Golkar. Bahkan keluarga ARB sendiri juga sudah mengetahuinya.

Pasca beredarnya video itu, beberapa petinggi Partai Golkar mengeluarkan kecaman dan menyesalkan video tersebut dimunculkan secara dramatis pada saat musim kampanye  pileg seperti saat ini. Mereka menilai bahwa pemunculan video tersebut merupakan bagian black campaign atau kampanye hitam untuk Partai Golkar. Meski demikian, mereka juga memiliki keyakinan bahwa kemunculan video itu tidak akan mempengaruhi elektabilitas Partai Golkar dan juga Ketua Umum mereka, Aburizal Bakrie,  sebagai bakal calon presiden 2014-2019.

Namun, kita patut curiga bahwa video itu memang sengaja di unggah oleh pihak yang dekat dengan ARB. Terlebih lagi, ARB dan Partai Golkar tidak meributkan hal ini dan tidak melaporkannya ke pihak berwajib. Karena jika mau, ARB pasti dapat dengan mudah menemukan pelakunya dan menyeretnya ke pihak berwajib.

Namun ARB cenderung memilih sikap untuk diam. Sehingga muncul dugaan bahwa video itu memang sengaja diunggah oleh orang dekat ARB agar dirinya dianggap sebagai objek penderita. Dengan demikian akan timbul empati dan simpati masyarakat bahwa ARB sedang didzolimi.

Diharapkan dengan munculnya empati dan simpati masyarakat bahwa ARB sedang didzolimi, maka perolehan suara Partai Golkar pada pileg kali ini akan meningkat. Begitu juga dengan elektabilitas ARB sebagai bakal calon presiden akan ikut terdongkrak. Inilah bagian sebuah strategi politik.

Kita tentu masih ingat bagaimana startegi ini sangat berjalan baik pada Pemilu 2004 lalu. Saat itu SBY diperlihatkan sedang didzolimi, pasca mundur dari posisi Menkopolhukam, sehingga muncul empati dan simpati masyarakat untuk membantu SBY menjadi presiden. Hal yang hampir sama kemudian dilakukan pada Pemilu 2009.

Namun rencana dan strategi yang dilakukan ARB itu seperti mengalami kegagalan. Kurangnya blow-up dari media, khususnya media televisi, membuat hanya masyarakat yang membaca media online saja yang tahu berita itu. Bahkan tidak ada pemberitaan terkait video tersebut di media televisi yang dimiliki ARB sendiri.

Melihat kurangnya perhatian masyarakat atas kemunculan video tersebut, kemudian dilakukan strategi lanjutan agar animo masyarakat tersedot. Olivia Zailanty pada satu kesempatan kemudian menyatakan bahwa satu pekan sebelum kemunculan video itu, seorang petinggi Partai Golkar sudah menghubunginya. Petinggi itu menyatakan bahwa ada pihak yang sedang mencoba memeras partai Golkar terkait video itu. Sesuatu yang kemudian terasa aneh dan janggal. Bukankah sangat mudah bagi ARB untuk mencari tahu siapa yang memeras? Kualitas video itu juga bukan direkam menggunakan HaPe atau alat lain secara sembunyi-sembunyi, tetapi direkam secara terang-terangan.

Masyarakat tentu sudah semakin paham dan pintar untuk menganalisa dan menarik kesimpulan dari munculnya video ARB tersebut. Bisa jadi, video yang dimunculkan itu malah akan menjadi blunder bagi Partai Golkar pada pileg kali ini. Bahkan, bukan semakin meningkat, namun elektabilitas ARB akan semakin turun atas kegagalan strategi tersebut.

Salam

24032014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun