Mohon tunggu...
Eternal Ega
Eternal Ega Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Time is everything

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puisi Cinta untuk Sally

13 Maret 2012   10:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:07 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu ketika ada seorang pria yang sangat mencintai seorang gadis, dia sangat memuja keanggunan serta kecantikan gadis tersebut, nama gadis itu Sally, gadis manis dan baik hati. Pria itu sangat puitis,  polos dan suka melukis wajah Sally lewat alunan puisi yang romantis. Namun pria tersebut terjebak di garis kemiskinan, ia hanya pegawai swasta biasa, dimana secara materi ia tak akan layak untuk hidup menghadapi dunia global di masa depan. Tapi ia sangat menikmati hidup, ia bahagia selalu dengan kehadiran gadis pujaannya.

Di suatu hari saat hari ulang tahun Sally, pria itu mengirimkan hadiah goresan pena berupa puisi cinta, semua orang  terkagum-kagum dengan isi dan maknanya. Disanalah pria itu menyatakan cinta kepada Sally, dan berjanji untuk dapat selalu membahagiakan Sally.  Pria itu sangat bahagia Sally membalas cintanya.

Beberapa bulan kemudian, Sally menyatakan ingin berpisah, karena ia akan dijodohkan oleh orang tuanya, dengan Yoga, pria berpenampilan menarik, dan anak dari pengusaha berlian. Orang tua Sally mengharapkan kebahagiaan untuk anaknya. Dan setelah menikah mereka akan tinggal di Singapura. Jadi Sally berharap untuk berpisah dan mencari jalan masing-masing.  Sang Pria berbisik dalam hati, ini cinta sejatiku, aku harus mampu melihatnya bahagia dengan yang lain.

Luka yang mendalam, perih yang begitu menyiksa bathinnya, inilah rasa dimana hati tak bisa lagi berbisik indah, patah hati yang menyakitkan. Namun ini tak berlangsung lama, sang pria ingin membuktikan kepada Sally dan kedua orang tuannya, bahwa ia mampu menjadi lebih baik, pria ini bekerja keras setiap hari, menggunakan setiap peluang  yang ada untuk terus belajar dan berkarya, hingga ia memperoleh suatu kesuksesan menjadi direktur utama di perusahaannya.

“Seandainya Sally disini, kesuksesanku akan sempurna”

Suatu hari ia berkeliling mengunakan mobil barunya, sampai di jalan Jelantik hujan turun, ia melihat dua sosok orang tua yang berjalan. Sang pria sangat mengenali sosok tersebut, mereka adalah orang tua Sally, tanpa pikir lagi pria itu bermaksud mengantar ke tempat tujuan mereka sambil pamer ,,,maksudnya membuktikan hasil jerih payahnya bahwa ia mampu. Pria itu menepi dipinggir jalan, namun kedua orang tua tersebut sudah masuk menuju pemakaman, pria itu sangat penasaran dan ikut masuk, betapa kagetnya sang pria itu, ia melihat foto gadis manis pujaannya terpajang disana, disampingya terdapat puisi masih utuh dengan bingkai bermotif pahatan Bali.

Sang pria menyapa Ibu Sally, ia bertanya apa yang telah terjadi, mengapa foto Sally ada disana. Ibu Sally tak kuat menahan tangis, ia menatap suaminya dan memeluknya erat. Ayah Sally mengambil bingkai puisi tersebut lalu menyerahkannya kepada pria itu, ia menjelaskan bahwa, Sally tidak pernah menikah dengan Yoga, dia juga tidak pernah ke Singapura, semua itu hanya sandiwara, Sally mengidap kanker,  dokter memvonisnya tidak bisa hidup lama lagi, Sally tidak ingin ini menjadi beban untuk kekasihnya, maka dari itu Sally memilih berpisah dengan pria itu. Sally yakin bahwa kekasihnya akan sukses dikemudian hari dan akan memdapatkan gadis yang lebih baik darinya.

Sang pria tak bisa menahan tetes air matanya, hujan semakin deras, kedua orang tua Sally pulang meninggalkan pria itu, sang pria memeluk kuburan Sally, menatap foto Sally, lalu mengubur puisi tersebut, mengubur semua kenangan tentang Sally, pria itu menangis seakan tak percaya cerita sedih ini terjadi dalam kisah cintanya.

Hanya dengan cinta yang indah, kita dapat bertahan terhadap derita, kemiskinan, pahitnya kesedihan dan duka perpisahan. {Khalil Gibran}

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun