Mohon tunggu...
Edi Tempos
Edi Tempos Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya lahir di sumatera selatan, pernah tinggal di jambi. Lalu sekarang berada di jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menikmati Kemerdekaan dari Jeruji Besi

16 Agustus 2010   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai Azhan mahgrib bergema, panggung hiburan mulai menjalankan ujicoba micropon, dengan tes... tes 1, 2,3. Tes 123, 123 tes. Suara orgen tunggal mulai berbunyi; kami masih berada dalam sel,- belum diperkenankan turun menuju ke lapangan. Tahanan dalam sel kami ada 52 orang,-semua mengintip kebawah melalui celah jeruji besi. beberapa tahanan terlihat mulai mengenakan pakaian layaknya mau pergi ke pesta, layaknya anak muda yang ingin menikmati hiburan. Terlihat juga beberapa orang mulai merokok dengan lintingan paper. Lintingan ini sudah berisi oroma sedap,- aroma kretek djisamsu yang dicampur dengan daun ganja.

Disudut lain berkumpul beberapa orang,- yang juga mempersiapkan diri untuk menikmati perayaan 17 agustus dalam bui. Sepertinya kelompok ini sedang memodifikasi botol Aqua 250 mililiter untuk berfungsi sebagai bong. Alat untuk menghisap narkoba jenis shabu. Alat ini di modifikasi sedemikian rupa, dengan 2 buah pipet,-sedotan es,-yang elastis, satu pipet sepertinya mengambang diatas air dalam botol,- pipet yang satunya lagi dihubungkan dengan potongan kaca botol yang biasa digunakan untuk kemasan obat suntik,- yang biasa diigunakan oleh paramedis. Sepertinya botol kaca inilah yang di fungsikan  menjadi media untuk dibakar, yang didalamnya sudah di isi serbuk shabu. Sementara kompor atau alat pembakar digunakan korek api gas,- yang juga sudah di modifikasi sedemikian rupa, sehingga memiliki daya bakar bagus terhadap shabu dalam botol kaca eks obat suntik.

Sementara itu panitia 17 agustusan di lapangan masih terus tas, tes. Tas-tes micropon. Sebagai tahanan atau warga baru di kamar ini,- kami hanya bisa menikmati pemadangan ini. Datang seorang tahanan, yang berjalan seperti anak kecil setelah menjalani khitan.

Mau pasang tasbih dak ? tanyanya.

Terus terang sebagai tahanan baru kami belum tahu apa itu tasbi ?

"Seperti ini.." Sang tahanan tanpa malu-malu menunjukan kepada kami apa itu tasbih. Sambil memperlihatkan tongkatnya,- yang telah dirobek, lalu dimasukan butiran kelereng yang terbuat dari gagang sikat gigi. "Ini biso bikin perempuan kesenangan" promosinya. Pentasbihan dalam penjara sepertinya turun temurun bagi semua mahluk tuhan yang kurang beuntung dan pernah mencicipi penjara. Karena sedikitnya aktifitas, dan banyaknya waktu luang di penjara, para napi sering mencari kepintaran lain dari sesama napi. Butiran berbentuk kelereng kecil yang ujungnya mirip peluru, dibuat dengan teliti, seperti kepintaran para napi nusa kambangan mengasa batu akik. Dari gagang sikat dibentuk berbagai alat yang bisa digunakan untuk berfungsi sebagai alat pentasbihan. Seperti telah disebutkan membuat kelereng seperti diatas, juga membuat pisau kecil, yang digunakan untuk melukai kulit alat kelamin,- layaknya melakukan tindik, bagi orang yang menyukai pemasangan anting. Pisau untuk melukai kulit batang kelamin laki-laki juga terbuat dari gagang sikat gigi bekas.

duh....***

Dari micropon panggung hiburan mulai ada pengumuman,- perayaan 17 agustus di rutan akan segera mulai. Petugas gotong royong akan membuka pintu sel,-napi diharap turun dengan tertib dan dilarang membawa senjata tajam dan narkoba. Karena melewati pintu blok akan dilakukan pemeriksaan keamanan. Demikian isi pengumuman itu.

Tidak lama itu datang beberapa orang yang tidak menggunakan seragam, hanya memakai sandal jepit,- memegang kunci lalu membuka jeruji sel, kami diperbolehkan menuju ke lapangan rutan, untuk mengikuti perayaan 17 agustus.

Bagi napi ternyata perayaan 17 Agustus memiliki makna khusus, disamping bisa menikmati hiburan terbuka di dalam sel,- dengan kebebasan terbatas. Bagi sebagian Tahanan yang sudah memiliki kekuatan hukum,- juga biasanya mendapatkan keringanan hukuman yang disebut remisi. Remisi bagi napi biasa disamping pada perayaan 17 agustus juga diberikan pada perayaan keagamaan. Seperti hari raya Idul fitri bagi umat Islam, natal dan tahun baru bagi umat kristiani, begitu juga bagi napi beragama lain.

Inilah buah kemerdekaan yang di nikmati dari penjara,- sementara lagu dangdut yang paling sering dinyanyikan pada perayaan kali ini,- seperti lagu wajib mungkin, yaitu hiidup dibui/pikiran bingung/... dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun