Mohon tunggu...
Edi Tempos
Edi Tempos Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya lahir di sumatera selatan, pernah tinggal di jambi. Lalu sekarang berada di jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Surat Untuk Presiden Republik Indonesia (Saya Ikut Lomba Nih....)

12 Juli 2010   07:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:55 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada yth :  Presiden Republik Indonesia

Bapak.DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono

Hal             :  Segera Tuntaskan Pemberantasan KKN dan bangun kembali ekonomi Pedesaan

Mohon maaf sebelumnya,- surat ini saya tulis di lokasi warnet,- yang harus saya bayar perjam 4.000 rupiah,- jadi saya akan menulis secara singkat dan padat,- supaya maksud pokok surat diatas terpenuhi, supaya kami yang sudah merasakan betapa hambarnya kepemimpinan bapak selama 6 tahun belumlah bisa memajukan Indonesia,- juga belum ada gerakan yang cepat untuk memberantas KKN yang merupakan jargon dari Kolusi korupsi dan Nepotisme.

Kata terakhir jargon KKN, adalah N yang di jargon dari Nepotisme. Sebagai rakyat yang bapak pimpin,- saya rasa baru-baru anda sudah masuk ke perangkap nepotisme,- yaitu perangkap partai politik yang anda bina,- yang menghantarkan anda menjadi seorang presiden,- sampai dua kali jabatan. Dimana putra anda dimasukan sebagai pengurus partai atas rasa terima kasih dari Anas Urbaningrum kepada anda kan ?  Bukankah ini nepotisme ? saya yakin dan percaya sebenarnya hati nurani anda menolak,- ataukah memang ini yang ingin anda wariskan dalam sejarah ke partaian Indonesia ?,- yang dipenuhi oleh nepotisme, bahwa pengurus partai adalah orang-orang yang diturunkan dari ortunya ? diwariskan dari bapak/ibunya ? Maaf ini pertanyaan kritis bukan cuma untuk anda,- beberapa pemimpin partai juga berbuat yang sama,- yang mencitdrai rasa profeonalisme ideologi, yang melukai senioritas dalam kepengurusan partai.

Bukankah Pak SBY diangkat oleh rakyat untuk memberantas KKN ? dan menjadikan diri pak Beye sebagai simbol gerakan anti nepotisme ?  beberapa hari yang lalu, kunjungan anda ke RS.Asih untuk membesuk pegiat pemberantasan korupsi sudah kita catat, sebagai apresiasi dukungan bapak terhadap pemberantasan korupsi. Tetapi akan lebih harum, rakyat akan lebih bangga, jika besukan bapak itu dilanjutkan dengan intrupsi supaya polisi sebagai pengamom masyarakat untuk bekerja singkat dan cepat,- untuk mengungkap pelaku teror. Jadi segera intruksikan kepada kapolri untuk mengungkap siapa dibalik pelaku teror ?

Itu saja dulu masalah KKN pak,- cukup sampai disini. Mau diapakan sejarah hidup anda sebagai  pemimpin, sebagai orang yang setiap hari diperhatikan oleh media, menyangkut tindak dan tanduk anda  terhadap nepostime.

Selanjutnya hal kedua dalam  surat ini adalah bangun kembali ekonomi pedesaan.  Teman-teman kami di desa, sudah bosan dengan janji-janji,- janji pembangunan yang semakin jauh dari mengatasi kemiskinan. Tanah-tanah rakyat  di sumatera,- harus diserahkan kepada perusahaan, dan selanjutnya perusahaan menggadaikan tanah milik rakyat itu kepada pemilik mobal atau bank,- program itu disebut sebagai PIR,- perkebunan Inti Rakyat.

Hasil kebun petani harus dijual kepada perusahaan yang mengorganisasi PIR, harga juga ditentukan oleh pengusaha yang membodohi rakyat. Apa bedahnya PIR dengan VOC ? sama-sama menanam komoditi yang laku di pasaran iternasional,- sama-sama harga ditentukan oleh perusahaan/VOC. Memang harus kita akui daerah yang memiliki perkebunan sawit di Sumatera, di Kalimantan, di Sulawesi dan sebagian kecil Papua,- menunjukan kegiatan kemajuan ekonomi yang cukup menarik.

Pak Beye yth,

kembangkan pertanian. Aktifkan kembali kelompok tani yang sebenarnya,- bukan para petualang yang mengatasnamakan kelompok tani,- yang pada akhirnya mengemplang kredit usaha tani. Ekonomi pedesaan jika tumbuh,- akan secara otomatis menfhambat rakyat pedesaan untuk mengadu nasib ke ke kota besar. Yang selanjutnya menilbulkan persoalan sosial diperkotaan, Hahaha termasuk saya. Karena di desa tidak ada internet,- tidak ada koran yang hangat maka saya pun meramaikan jakarta. Seandainya pekerjaan di desa atau pilihan menjadi petani menjanjikan,- pasti saya tidak akan menulis surat seperti ini.

Lihatlah desa, dengan segala keterbatasan dari tahun ke tahun, adahal di kota semua pembangunan berjalan cepat dan lebih menarik. Saya mengusul kepada pak Beye,- untuk segera dukung gagasan mekanisasi pertanian,- masyarakat sudah tidak mungkin lagi keluar dari kemiskinan,- hanya mengayunkan cangkul, memacul dengan kedua tangannya. Petani perlu diberikan kemudahan dalam membeli alat-alat untuk peningkatan produksi secara kredit, seperti didesa dan di kota saat ini masyarakat dengan gampang dapat membeli sepeda motor,- yang justru menimbulkan sifat konsumtif. Yang merepotkan anda harusmemikirkan subsidi minyaknya.

Jika alat pendukung produksi pertanian  dapat dibeli dengan kredit,- atau kelompok tani memiliki alat kerja yang memudahkan petani untuk bercocok tanam,- pasti secara langsung akan meningkatkan ketahanan pangan nasional,- anda tidak perlu membuang devisa keluar negeri,- untuk membeli beras, untuk mengimpor kedelai. Maka dari itu,- stap menteri pertanian yang memnjadi hakpreogatif anda jangan hanya duduk-duduk di meja,- menunggu APBN, tan[a melibatkan pemikiran yang sifatnya untuk memajukan dan mensejahterakan rakyat.

Itu saja, salam EdiTempos.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun