Mohon tunggu...
Edi Tempos
Edi Tempos Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya lahir di sumatera selatan, pernah tinggal di jambi. Lalu sekarang berada di jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Liputan Malam di Geylang

9 Juli 2010   12:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita berkulit gelap itu menyapaku,- sekilas dia mirip sebuah wajah dalam cerita fiksi yang pernah aku baca. Sementara waktu sudah menunjukan pukul 23.15 menit waktu setempat,- atau sama dengan waktu Indonesia bagian timur,- sementara bagi anda yang di bagian barat Indonesia,- saat wanita berkebangsaan Singapura,- yang keturunan India itu menyapaku,- jam baru mennjukan pukul 22.15. Sesuai dengan jam tanganku,- yang belum sempat dirubah.

Tanpa sungkan,- dia langsung menyebut tarifnya,- fourty,-40 dollar singapura  untuk sekali kencang. Saya pura-pura tidak paham. lalu berkata Sorry ?

Dia tidak langsung menjawab Sorryku malah balik bertanya, where you camo from sir ? Ah saya dari mana ? bagaiamana kalau saya sebut Indonesia ? nanti dikira, orang Indonesia yang kebetulan ada di Geylang suka kencang singkat seperti ini.

tinggal dan menginap di sekitar Geylang memang perlu persiapan khusus. Sebelum anda terjun bebas,- diakali oleh birahi yang berkembang, dengan tawaran reposisi (hahahaa seks kok reposisi) dari kegiatan nimat sesaat. Wanita keturunan India itu terus menggodaku,- dia sengaja menurunkan kaos ketatnya, untuk menonjolkan buah dadanya,- yang memang harus akui sangat menggoda. Pertanyaan tentang aku berasal dari mana,- tidak langsung jawab. Aku kembali melempar kata tanya, Sorry ?

Sepertinya dia mulai mencoba menebak aku orang mana ? Fourty bilang,- sorry. Tanya berasal dari mana sorry ? dia mulai mengira bahasa Inggrisku payah. Dan memang payah. hahaha...

sementara aku melihat di kejauhan lorong 18, banyak psk yang berlari tunggang langgang. Ini bertanda sebentara lagi akan ada razia. Mereka lari masuk ke kedai atau toko kopi,- menyelinap masuk ke bilik-bilik sepertinya sudah ada sandi khusus,- untuk tempat para PSK jalanan di Geylang untuk menyelinap, untuk menghilang dari kejaran petugas.

di Geylang memang tidak luput dari usaha petugas kepolisian untuk menertibkan, tetapi namanya juga dunia prostitusi. Tidak terkecuali di Geylang Singapura,- para imforman swasta,- yang bekerja untuk melindungi para psk,- juga menjalankan misinya. Penasaran dengan tawaran itu,- akhirnya aku duduk di kedai. Sambil memesan sebotol bir Tiger,- yang nilai 5.5 dollar Singapura. Setelah Psk berkulit gelap itu gagal membujukku. Datang lagi orang yang sepertinya adalah timnya. Kali ini dia berbahasa Mandarin. Dia bertanya kepadaku dalam bahasa mandarin aksen China daratan. Yang kalau diartikan adalah seperti ini; " Apakah anda tertarik dengan perempuan itu ?" Dia menawarkan kepada anda kencang singkat 30 menit,- senilai 40 dollar singapura.

Saya tidak langsung menjawab pertanyaan sang joker,- yang berbahasa mandarin itu. Sambil membayar minuman yang telah aku pesan,- aku bertanya apakah anda berasala dari China ? Dia balik bertanya. Dari mana anda tahu ?

Saya menjawab. Dari aksen bahasa mandarin yang anda ucapkan tadi.  Lalu saya menjelaskan kepadanya bahwa saya pernah juga hidup beberapa minggu di pedalam propinsi Hubei. Salah kota provinsi di China. Konon Hubei.- adalah provinsi,-yang sangat dekat hulan,- kota kelahiran Maozhe tung. Melihat saya memahami beberapa daerah di China,- dia mulai percaya . Dia menyebutkan kota kelahirannya adalah Secuan. Sebuah kota yang konon dikenal  type manusia pekerja keras. Sang joker,- lalu menjelaskan sehari-hari dia di Singapura izin resminya adalah bekerja di Bangunan,- membangun kota Singapura. Dan dibayar oleh toke-toke pemborong di Singapura sebesar 40 dollar atau senilai dengan 200 remimbi,- atau senilai dengan 270 ribu rupiah perhari,- dengan 8 jam kerja.

Dia terus bercerita soal wanita-wanita sekitar Geylang yang selalu silih berganti. Terutama untuk wanita yang datang ke Singapura menggunakan visa Turis,- yang mendapat permit tinggal selama 30 hari,- maka wanita wanita itu bekerja secara sembunyi-senbunyi sebagai PSK akan memanfaat izin kunjungan turisnya untuk mengumpulkan dolar.

Untuk memberikan rasa nyaman didalam menjaring mangsa, para psk bekerja sama dengan para joker,-yag bertugas untuk mempromosikan diri kepada calon mangsa, disamping itu para joker juga memiliki kaki tangan di setiap persimpangan, tujuan untuk segra memberi tahu jika terjadi operasi penggebrekan yang dilakukan oleh polisi singapura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun