Momen romantis sering dihadirkan oleh Pria yang ingin merayu atau melamar kekasihnya, dari sekadar memberikan bunga saat makan malam bersama hingga mempersembahkan cincin emas ketika mengucapkan kalimat "maukah kau menjadi Ibu dari anak-anakku". Sungguh sesuatu yang mungkin saat ini banyak dilakukan oleh para pasangan calon pengantin.
Tapi tahukah Anda, saat ini ada hal yang justru paling romantis dalam menyambut atau mempersiapkan sebuah pernikahan, bukan setangkai bunga mawar dan juga bukan cincin emas yang melingkar di jari pasangan, melainkan sebuah puisi yang dibuat berdasarkan susunan-susunan huruf nama calon kedua mempelai, susunan-susunan huruf nama tersebut membentuk sebuah rangkaian kata dan kalimat di dalam puisi (puisi akrostik), dan yang pasti bait-bait puisinya mengandung makna yang penuh arti sesuai tema yang dipesan.
Profesi freelance pesanan puisi akrostik ini dilakukan oleh @esuryodp sejak tahun 2001. Sebelumnya, sekitar tahun 1997 @esuryodp pernah bergabung dalam group musik sekolah dan sering membuat lirik-lirik lagu romantis untuk dibawakan ke dalam lomba pertunjukan musik di Pasar Seni Ancol Jakarta, hobby menulis lirik-lirik lagu romatis tersebut kemudian berlanjut dengan membuat puisi-puisi yang bertemakan cinta, kasih sayang dan juga kehidupan.
Hal yang membuat @esuryodp tidak berhenti menulis puisi hingga saat ini adalah karena kecintaannya pada puisi serta karya puisinya yang lebih dihargai oleh pemesannya, bukan hanya dari segi materi tetapi juga dari segi penghargaan terhadap karya puisinya dimana setiap puisi yang dipesan selalu dipajang (frame) di rumah pemesannya.
Untuk puisi-puisi akrostik yang bertemakan pernikahan biasanya dipesan satu bulan bahkan dua bulan sebelum acara pernikahan berlangsung, setelah jadi maka puisi yang sudah dipesan tersebut diserahkan kepada pemesannya dan selanjutnya dicetak di atas kertas bertekstur, lalu ditempatkan di dalam frame dan kemudian dipajang di pintu masuk saat acara pernikahan berlangsung. Untuk membuat puisi pesanan tersebut, biasanya butuh waktu yang pas dan juga suasana yang tenang.
Baca juga:
- Puisi | Belahan Jiwa
- Puisi | Hidup Bersama
- Saya Berhenti Merokok, Titik!
- Jangan Renggut Kebahagiaan Mereka Hanya Karena Rokok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H