Mohon tunggu...
Eddy Suryodipuro
Eddy Suryodipuro Mohon Tunggu... Penulis - Warga NU

● Integrity is doing the right thing ●

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Revolusi Montella Tersandung di Roma

11 September 2017   09:39 Diperbarui: 11 September 2017   09:41 1553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semalam, sebelum kick off Lazio vs Ac Milan. Saya melihat line up yang dirilis oleh twitter resmi AC Milan. Dengan formasi 4-3-3 Montella mencoba peruntungannya di Roma. Saya sudah berfikir agak aneh melihat pemain yang diturunkan oleh Montella. Bathin saya jarang meleset jika saya memprediksi hasil yang akan dicapai Milan saat malam tadi. "wah, kacau. kenapa montella menurunkan Borini dan Calabria dipertandingan yang dilihat orang sebagai big match". bathin saya.

Bagi saya, sudah waktunya Montella menerapkan formasi 3-5-2 dipertandingan malam tadi. Dimana Silva dan Kalinic menjadi duet striker dengan sokongan 5 pemain tengah yang dapat diisi oleh Calhanoglu/Bonaventura - Suso/Montolivo - Kessi/Biglia - Rodriguez - Abate/Antonelli dan 3 bek dengan kualitas yang sama (Bonuci - Musacchio/Zapata - Romagnoli).

Bagi saya pula, lebih aneh ketika semalam Montella lebih condong menurunkan Borini dan Cutrone dengan formasi 4-3-3 nya. Anehnya, Milan sudah kadung belanja banyak dan mengeluarkan uang yang tidak sedikit, tapi membangku cadangkan pemain yang saat dibeli harganya tidak murah. Semalam, saya tidak melihat semangat para pemain, sangat mudah kehilangan bola dan tidak punya visi yang jelas untuk menyerang. Selepas Kalinic dan Calhanoglu dimainkan barulah permainan Milan mengalami peningkatan. Tapi sayang, sudah terlambat karena skor 4-0 sangat berat untuk dikejar dan Milan hanya bisa membalas satu Gol melalui Montolivo.

Ketika pluit tanda pertandingan selesai ditiupkan oleh wasit, saya merasa apa yang sedang dibangun oleh Montella dengan revolusinya sedikit terganggu dengan kekalahan Milan semalam, ini sandungan yang nyata terhadap revolusi Milan. Sungguh sedih tentunya bagi siapapun, jika tim kebanggaannya harus kalah dengan skor yang besar. Tentunya, Montella masih punya banyak waktu untuk membangun timnya. Terlebih, Milan juga main dikancah Eropa. Perlu kebijakan rotasi pemain yang cermat.

Semoga dipertandingan selanjutnya, para Pemain bisa menorehkan kemenangan untuk Ac Milan. Teruslah berjuangan Milan-ku, karena Milan telah mengalir dinadiku dan tak akan keluar selamanya. Akhir kata, saya bukan pengamat sepak bola. Tulisan ini hanyalah bentuk kegalauan pribadi semata atas kekalahan semalam. Boleh tidak sependapat terhadap tulisan saya. Meski kalah, saya tetap bangga dengan AC MILAN. "Kalah Menang Pantang Diam, Karena Diam Adalah Pengkhianatan" Ulgad.

#WEARETEAM #WEAREACMILAN #FORZAMILAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun