Mohon tunggu...
Erick Sudarmo
Erick Sudarmo Mohon Tunggu... Seniman - Silahkan kalau ingin tukar pikiran dan berdiskusi sebagai sesama manusia. Open discussion -- 0877 1156 4456

Saya adalah manusia biasa yang penuh kekurangan dan kekhilafan; serta selalu mau untuk belajar dan memperbaiki diri kearah yang lebih baik demi kehidupan berbangsa, bernegara dan sebagai salah satu warga dari dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jam Kerja yang Tidak Pernah Bisa Melindungi Tenaga Kerja

20 Maret 2021   20:10 Diperbarui: 20 Maret 2021   20:17 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nah, disinilah dilema yang harus dihadapi oleh setiap tenaga kerja di negara ini. Kalau dibilang bahwa setiap tenaga kerja di negara ini terjamin kelayakannya dan kesejahteraannya, mana buktinya? Undang-undang ketenagakerjaan yang telah dibuat dan disetujui gunanya untuk apa? Dimana perlindungan pemerintah pusat Republik Indonesia kepada para tenaga kerja yang bekerja di perusahaan-perusahaan di negara ini? Apakah semua yang tertulis di atas kertas tersebut hanya formalitas belaka dimana terkesan bahwa adanya perlindungan kepada kaum buruh dan para tenaga kerja? Sepertinya memang benar bahwa 40-hours-weekly-working hanyalah gimmick saja dimana nasib kaum buruh dan para tenaga kerja tetap saja tidak ada perubahan. Semua hanyalah buaian belaka.....kerja fix 40 jam per minggu; dicap perhitungan kepada perusahaan dan sudah tidak loyalitas lagi ke perusahaan. Kerja lebih dari 40 jam perminggu; tidak semua dapat lembur dan lembur merupakan hanya salah satu peluru untuk tetap bisa bekerja di perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja dimana loyalitas merupakan bukti kesetiaan dan kelayakan untuk tetap bekerja di tempat kerja yang bersangkutan. 

So, welcome to the twisted-world where the weaklings always be trampled on the burning-ground.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun