Ketiga, peluang (opportunities). Pelaksanaan kebijakan LCS Indonesia dan Cina membuka peluang bagi industri nasional dan UMKM lokal untuk melakukan ekspor ke Cina. Kemudian, melalui diversifikasi mata uang, LCS dapat memperkuat stabilitas ekonomi. Selain itu, LCS jg dapat menstabilkan nilai tukar Rupiah karena ada peningkatan perdagangan Indonesia dan Cina yang menyebabkan peningkatan permintaan terhadap Rupiah.
Keempat, tantangan (threats). Tantangan yang dihadapi tidak lain adalah situasi politik dan keamanan global seperti konflik geopolitik yang berdampak pada kegiatan ekspor dan impor. Tantangan selanjutnya adalah tantangan keamanan data yang dapat mengakibatkan pembobolan rekening nasabah LCS, seperti kejahatan card-skimming, carding, dan phising. Selain itu, ada juga tantangan dari dedolarisasi Dolar AS yang menyebabkan adanya sanksi ekonomi dari Amerika Serikat.Â
Kemudian, ada tantangan krisis keuangan seperti inflasi yang berdampak pada tingginya impor Indonesia, tetapi ekspor semakin menurun. Lebih lanjut, tantangan yang besar adalah ketergantungan ekonomi terhadap negara mitra (Cina) akibat semakin erat hubungan baik ekonomi atau politik yang berdampak pada tingginya ekspor Cina ke Indonesia. Selain itu, kebijakan moneter Cina seperti devaluasi mata uang Yuan berdampak pada murahnya harga ekspor, tetapi tidak dengan harga impor yang semakin tinggi.
Dengan adanya analisis SWOT LCS Indonesia dan Cina ini, hendaklah dapat meminimalisasi kekurangan-kekurangan dan tantangan yang akan dihadapi oleh mitra LCS Korea Selatan dan India, sehingga tujuan utama dari LCS dapat berjalan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H