Globalisasi sudah tidak asing lagi bagi kita, mengingat kehidupan kita yang tidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Lalu, bagaimana dengan arti dari globalisasi itu? Menurut Giddens, globalisasi ditandai dengan adanya saling ketergantungan antarmanusia, antarbangsa baik melalui perdagangan, budaya, pariwisata, informasi, dan interaksi yang lainnya, sehingga mempersempit batas-batas antarnegara.Â
Kemudian, muncul istilah "globalisasi ekonomi". Globalisasi ekonomi tidak jauh beda dari pengertian globalisasi yakni sama-sama mengenai ketergantungan. Globalisasi ekonomi merupakan proses peningkatan ketergantungan ekonomi antarnegara dan masyarakatnya. Selain itu, globalisasi ekonomi juga identik dengan perpindahan modal dan perdagangan bebas yang terjadi dengan cepat.Â
Globalisasi ekonomi memiliki dampak positif, yaitu :
- Kebebasan Pasar Internasional. Dengan terbukanya kesempatan bagi pasar domestik, sehingga membuat pasar-pasar domestik ini bisa memperluas pasarnya dalam pasar internasional.
- Kemudahan Ekspor dan Impor. Kemudahan ekspor dan impor ini terjadi akibat adanya globalisasi, sehingga kegiatan ini dapat membuat produk mudah dikenal secara global, meningkatkan pendapatan suatu negara, memperluas produksi, hingga membuka lapangan pekerjaan baru.
- Masuknya Perusahaan Asing. Masuknya perusahaan asing ini juga tidak terlepas dari adanya globalisasi. Perusahaan-perusahaan besar seperti McDonald, dan sebagainya mudah masuk ke negara kita, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru.
- Munculnya E-commerce. Bisnis E-commerce merupakan bisnis yang berbasis pada internet. Bisnis ini juga hadir sebagai dampak positif dari globalisasi. Adanya E-commerce membuat manusia lebih efisien dalam waktu dan biaya, karena semua tersedia hanya melalui gadget.
- Peningkatan Sektor Pariwisata. Globalisasi ekonomi ternyata juga berdampak pada sektor pariwisata. Pariwisata juga menjadi salah satu faktor ekonomi. Di era globalisasi ini, negara-negara gencar melakukan promosi pariwisata melalui sosial media. Ini dapat menarik perhatian wisatawan asing untuk datang, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata. Tidak hanya itu, apabila sektor ini berkembang pesat, maka tentu saja akan membuka lapangan pekerjaan baru seperti Guide.
Namun, sangat disayangkan bahwa globalisasi ekonomi juga memiliki dampak negatif, seperti :
- Pertumbuhan Industri Lokal Terhambat. Hadirnya pasar internasional ternyata memberikan dampak negatif bagi industri lokal. Hal ini disebabkan oleh industri lokal yang tidak dapat berkembang karena adanya ketergantungan terhadap pasar multinasional. Ini juga menjadikan masyarakat dengan budaya konsumtif.
- Impor Lebih Tinggi dari Ekspor. Ini juga masih berkaitan dengan terhambatnya pertumbuhan industri lokal karena suatu negara ketika telah ketergantungan terhadap impor, kegiatan ekspor mereka akan susah untuk bersaing. Ini juga dapat menyebabkan tidak stabilnya neraca pembayaran dalam sebuah negara.
- Meningkatnya Kesenjangan Sosial. Ini terjadi akibat pasar internasional yang dengan mudahnya menguasai industri lokal, sehingga membuat tenaga kerja lokal tersingkirkan serta angka pengangguran dan kemiskinan meningkat.
- Hadirnya Kapitalisme. Kapitalisme adalah sistem ekonomi dengan pihak swasta sebagai penguasa yang bertujuan untuk mencari keuntungan ekonomi pasar. Ini terjadi apabila pihak swasta berhasil menguasai sektor industri, produksi, dan perdagangan. Pada sistem ekonomi ini, yang paling untung adalah pihak pemegang saham. Ini berakibat pada nasib buruh atau karyawan yang kurang bahkan tidak sejahtera karena mereka bukan pemegang saham perusahaan.
- Westernisasi. Akibat pasar internasional yang mudah masuk membuat masyarakat lebih memilih menggunakan gaya hidup ala barat daripada budaya lokal. Ini membuat budaya lokal semakin hilang seiring dengan berjalannya waktu.
Pengaruh  Globalisasi Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran di Indonesia
Globalisasi ekonomi dilihat dalam jangka pendek ternyata bisa mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia, tetapi dalam jangka panjang justru meningkatkan tingkat pengangguran. Ini berdasarkan pada sebuah penelitian dari jurnal yang berjudul "Globalisasi Ekonomi dan Pengangguran : Studi Kasus Indonesia". Penelitian ini menggunakan data tahunan dari time series sejak periode 1986-2018.
Lebih lanjut akan dijelaskan mengenai dampak jangka pendek globalisasi ekonomi terhadap tingkat pengangguran. Hasil Penelitian mengenai dampak jangka pendek globalisasi ekonomi terhadap tingkat pengangguran sejalan dengan penemuan Gozgor (2014) dan Awad & Youssof (2016), yakni dalam jangka pendek globalisasi ekonomi mengarah pada pengurangan tingkat pengangguran.Â
Beberapa ahli berpendapat bahwa pengurangan hambatan pada liberalisasi perdagangan mengakibatkan peningkatan pengangguran. Hal ini disebabkan oleh tenaga kerja di sektor impor akan kehilangan pekerjaan mereka, sedangkan penyerapan tenaga kerja pada sektor ekspor akan membutuhkan penyesuaian dalam waktu lama karena membutuhkan waktu untuk meningkatkan skill barunya.Â
Namun, berbeda dengan Indonesia yang merupakan negara berkembang sekaligus negara agraris. Indonesia selalu berfokus pada kegiatan pertanian sebagai sektor primer untuk menunjang perekonomian. Ketika liberalisasi perdagangan mengakibatkan hilangnya pekerjaan sektor ekspor dan impor, sektor pertanian akan menjadi shock absorber (peredam) dalam jangka pendek.
Selanjutnya, penjelasan mengenai dampak jangka panjang globalisasi ekonomi terhadap tingkat pengangguran. Globalisasi ekonomi akan mengurangi tingkat pengangguran, jika sektornya memiliki tenaga kerja yang terampil atau memiliki skill memadai. Akan tetapi, globalisasi ekonomi akan meningkatkan pengangguran pada sektor dengan tenaga kerja kurang terampil, seperti di Indonesia.
Berdasarkan dari data produktivitas per pekerja di Negara ASEAN periode 1980-2018, Indonesia menduduki peringkat ke-5 pada tahun 2018. Indonesia memiliki nilai produktivitas pertenaga kerja sebesar 23,9 ribu US Dollar per tahun. Meskipun demikian, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain karena hanya mengalami peningkatan produktivitas pada tenaga kerja sebesar 119,27 persen. Ini merupakan angka yang kecil dari pada Laos, Vietnam, dengan peningkatan produktivitas mereka mencapai 300 an persen dan Myanmar mencapai 406,25 persen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H