Mohon tunggu...
Esti Wardatul Hasanah
Esti Wardatul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Hubungan Internasional di Universitas Jember

Nothing is impossible

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Invasi Rusia ke Ukraina pada Kondisi Ekonomi Indonesia

5 Maret 2023   10:54 Diperbarui: 5 Maret 2023   11:12 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak invasi Rusia terhadap Ukraina pada abnormal return saham terutama terjadi pada perusahaan pertambangan di Indonesia. Rata-rata abnormal return saham sebelum invasi lebih tinggi dengan nilai mean 0,392 dibandingkan rata-rata abnormal return saham sesudah invasi dengan nilai mean 0,098. Ini memiliki arti bahwa respons pasar saham yang dihitung dengan abnormal return saham dari investor lebih sesuai dengan return saham yang diharapkan investor sebelum terjadinya invasi tersebut.

Invasi Rusia terhadap Ukraina berdampak negatif dan positif pada harga saham perusahaan  pertambangan di Indonesia. Dampak negatif pada harga saham perusahaan pertambangan di Indonesia yakni pada indeks hari pertama setelah Invasi dilakukan (25 Februari 2022). Sedangkan dampak positif terjadi pada lima hari berikutnya setelah invasi, yang mana investor kembali percaya terhadap pertambangan. Ini menunjukkan bahwa investor memiliki reaksi yang bersifat sementara terhadap berita invasi Rusia terhadap Ukraina.

Selain berdampak pada perekonomian Indonesia, konflik Rusia dan Ukraina ini juga berdampak pada Indonesia sebagai Presidensi G20. Dilansir dari g20.org, The Group of Twenty (G20) merupakan forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional.  G20 memiliki peran penting dalam membentuk dan memperkuat perancangan dan tata kelola global terutama pada semua masalah ekonomi internasional.

G20 memiliki anggota 20 negara. Salah satu anggota dari G20 adalah Rusia, sehingga terjadi pro dan kontra terhadap kehadiran Presiden Rusia. China dan Brazil ingin Rusia tetap terlibat untuk kesatuan G20, tetapi Amerika Serikat dan sekutu meminta agar Rusia tidak dilibatkan dalam G20.

Situasi tersebut membuat Indonesia harus memahami secara keseluruhan untuk menentukan sikap dan posisi dalam perannya sebagai Presidensi G20. Sebagai Presidensi G20, Indonesia mengambil tindakan untuk tetap mengundang Rusia sekaligus mengundang Ukraina meskipun bukan anggota G20. Hal ini bertujuan agar KTT G20 berjalan dengan baik dan mencapai tujuan dari tema G20 yakni "Recover Together, Recover Stronger".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun