Kebanyakan kambing yang disembelih adalah kambing Jawa. Setelah disembelih kambing-kambing dikuliti (dipisahkan antara daging dan kulit), dipotong-potong dari tubuhnya, dan kemudian dipotong-potong menjadi bagian kecil-kecil yang nantinya akan dimasukkan ke dalam kantung kresek dan dibagikan kepada seluruh asrama Pondok Pesantren Weha. Bukan hanya daging mentah yang dibagikan, daging yang sudah dimasak pun dibagikan.
[caption caption="Kambing Jawa"]
Setiap asrama yang sudah mendapat bagian daging kurban segera mengolahnya di asrama masing-masing. Ingin dijadikan sate, gule, dan masakan yang lainnya itu tergantung setiap asrama. Jadi para Mahasantri yang sudah mendapat jatah daging kurban dengan bebas bisa mengolah daging-daging tersebut.
Setiap asrama tidak hanya mendapat bagian dari Pondok Pesantren itu sendiri,tetapi juga mendapat bagian dari musholla-musholla yang ada di daerah Gaten, karena Pondok Pesantren Wahid Hasyim mempunyai program pengabdian, salah satunya mengajar TPA di musholla daerah Gaten, jadi seperti itulah cara menyambung silaturahmi dan mempererat keakraban.
Begitu menyenangkan Hari Raya Idul Adha di Pondok Pesantren Weha ini, Karena bisa belajar banyak hal. Bukan hanya belajar mengaji, tetapi juga mengabdi, bergotong royong, memasak, berbagi, mandiri, dan pasti akan mengetahui makna kebersamaan secara sebenarnya. Bisa terjun langsung ke masyarakat dan menambah pengalaman. Namun akan berbeda cerita bagi mereka para santri yang memilih untuk pulang kampung di lebaran Idul Adha ini.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriyah sahabat Kompasianer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H