Mohon tunggu...
Estrina Maya
Estrina Maya Mohon Tunggu... Psikolog - Grateful Hunter!

Adalah manusia yang mencintai kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Waspadai Toxic Shame: Belajar Menghadapi Rasa Malu

27 Februari 2024   16:10 Diperbarui: 27 Februari 2024   16:13 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : bobo grid.id 

2. Rasa malu tiba-tiba datang tanpa butuh stimulus atau kejadian penyerta. Malu seolah tersimpan di alam bawah sadar sehingga peristiwa yang sifatnya netral akan direspon dengan perasaan menyalahkan diri / 'memalukan'.  

3. Muncul rasa cemas dan takut yang berlebihan serta muncul pemikiran-pemikiran negatif yang berulang, seperti "aku layak dihukum karena melakukan hal yang memalukan", "aku memang bodoh", "aku memang tidak bisa diandalkan" dll.

4. Rasa malu disertai dengan beberapa hal seperti sugesti, suara, maupun gambar yang berasal dari kejadian negatif tentang rasa malu di masa kecil atau trauma di masa lalu.

5. Muncul keinginan untuk melukai/merusak diri sendiri saat merasa malu.

6. Menutup diri, menghindari kontak sosial untuk waktu yang lama dan merasa sedih berkelanjutan.

Jika terdapat 2 atau lebih dari gejala di atas yang dirasakan, sahabat kompasianer boleh langsung mencari bantuan profesional yah. Mencari bantuan merupakan tanda kamu menyayangi dirimu dan sedang mengupayakan hal baik terjadi. 

Apa yang Dapat Dilakukan untuk Menghadapi Rasa Malu?

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan saat rasa malu berkunjung :

1. It's OK to feel awkward or shy. Akui bahwa kita sedang merasa malu dan aneh. Seperti emosi lain yang hadirnya tidak menetap, begitupun dengan rasa malu. Rasa malu ini dapat membantumu untuk lebih mengenali diri dan belajar berhati-hati dalam merespon sesuatu. it's OK kalau kita butuh waktu untuk pulih dari perasaan tidak nyaman ini. This too shall pass

2. Pahami bahwa kamu tidak sendiri. Banyak orang yang memiliki pengalaman serupa. Dengan berpikir seperti ini, kita dapat lebih berempati terhadap diri. Kita adalah manusia yang mungkin melakukan kesalahan dan itu juga dilakukan oleh manusia lain juga. Don’t be so hard on yourself!

3. Gunakan 'Kacamata baru'. Jika hal pertama yang menyertai rasa malu kita adalah pikiran menyalah diri, kritik yang berlebih dan berbagai pemikiran negatif lainnya, yuk sekarang kita coba untuk melihat kondisi yang kita anggap memalukan dengan kacamata yang berbeda, dengan perspektif yang lebih netral. Jika perlu, cari sisi lucu dan tertawakan itu. Gak perlu tergesa-gesa. Kita dapat melakukannya, nanti. Kamu juga dapat menceritakan pengalaman malu ini kepada orang yang dipercaya. Dengan bercerita, selain menjadi lebih lega, kamu juga mungkin dapat sudut pandang yang tidak terduga yang membuat kita lebih nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun