Kebutuhan yang terus berkembang dan kondisi yang pas-pasan membuat tawaran pinjaman online nampak sangat menggiurkan. Pinjaman online hadir sebagai solusi instan yang menawarkan pencairan dana tanpa jaminan atau asset dengan proses cepat dan mudah.Â
Pinjaman online ini dapat cair hanya dengan bermodal KTP (kartu tanda penduduk) dan swafoto. Transaksi atau akad yang terjalin antara peminjam dan pihak pemberi pinjaman juga dapat dilakukan tanpa harus bertemu secara langsung.Â
Wow semakin mudah prosesnya semakin mempesona buat dicoba ya, terlebih saat kebutuhan menghimpit. Sebentar, kebutuhan atau keinginan? Ini perlu dipetakan lebih lanjut.
Melansir korantempo, pinjaman online terus meningkat pada tahun 2021. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menunjukkan hal serupa, bisnis pinjaman online berkembang sangat pesat di Indonesia, dengan kenaikan transaksi tahunan menjadi Rp 50,3 triliun per November 2022, atau meningkat sebesar 72,7% dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.Â
Betapa tidak, pinjaman online sangat mudah didapatkan. Iklan aplikasi pinjaman online dengan sejuta tawaran manisnya tertebaran dimana-mana. Asosiasi Fintech Pembelajaan Bersama Indonesia (AFPBI) melalui theconversation.com mencatat bahwa 60% pengguna pinjol adalah mereka yang berusia 19-34 tahun.Â
Artinya, nasabah pinjaman online tidak terbatas bagi mereka di usia aktif atau para pekerja dan orang dewasa saja, namun remaja dan pelajar juga mulai banyak 'berteman' dengan pinjaman online.Â
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 14 September 2021 memaparkan terdapat sekitar 219.824 orang remaja di bawah 19 tahun yang menjadi peminjam pinjol aktif (hai.grid.id, 2021). Bukan jumlah yang sedikit ya mengingat remaja sebenarnya belum memiliki kebutuhan dan tanggungan yang mendesak seperti orang dewasa atau orang yang telah berkeluarga. Namun nyatanya, banyak remaja yang menjadi customer pinjaman online.
Remaja, FOMO, dan Pinjaman Online
Akses informasi, kemudahan akses dan iklan menjadi salah satu penyebab ramainya peminat pinjaman online. Iklan pinjaman online yang bertebaran yang menjanjikan kemudahan pencairan menjadi jalan ninja bagi para remaja untuk melakukan transaksi.Â
Tidak hanya itu, sepertinya para pemprakarsa pinjaman online memang pintar membidik massa. Mereka menyasar remaja sebagai makhluk yang sedang berada dalam fase abu-abu, fase transisi dari anak menuju dewasa yang memiliki banyak gejolak dan cenderung mudah dipengaruhi.Â
Secara psikologis, remaja ibarat pesawat yang mengalami turbulensi. Gejolak yang luar biasa besar, perubahan di berbagai aspek yang ada dalam diri remaja baik dari aspek hormonal, fisiologis, emosional, sosial dan kognitif.