Â
Oleh:
Esti Sukanti Nur Aisyah (1903016095)
PAI 4C / FITK
UIN Walisongo Semarang
Pendahuluan
Seiring dengan perjalanan waktu, perkembangan zaman mengalami kemajuan salah satunya adalah dibidang teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat ditandai dengan beredarnya barang-barang elektronik, seperti mobile phone atau smartphone. Smartphone merupakan suatu perangkat untuk membantu berkomunikasi yang juga memiliki kemampuan seperti komputer. Dengan smartphone, seseorang dapat berkomunikasi dengan mudah, hal ini disebabkan oleh adanya fitur-fitur yang didesain sedemikian canggih sehingga seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus bertatap muka secara langsung. Selain itu, smartphone dapat memudahkan seseorang dalam beraktivitas, seperti berbelanja, melakukan transaksi keuangan, melihat berita terbaru, menonton film, berfoto, bermain game, dan sebagainya. Â Kemudahan dan kenyamanan yang disediakan smartphone membuat smartphone populer disemua kalangan, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Sebuah penelitian terbaru yang juga disebutkan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebutkan bahwa 30 persen anak di bawah usia enam bulan sudah mengalami paparan gadget secara rutin dengan rata-rata 60 menit per hari. Semakin bertambah usianya, durasi penggunaan ponsel pun menjadi lebih panjang. (Vonia Lucky, 2021)
Penciptaan smartphone sesuai dengan esensinya yaitu untuk memudahkan aktivitas manusia. Namun, dari segala kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan smartphone juga membawa dampak negatif apabila digunakan secara berlebihan. Salah satu dampak negatif dari penggunaan smartphone adalah nomophobia. Nomophobia adalah jenis gangguan kecemasan akibat tidak memegang ponsel.Â
Layaknya seperti pecandu, orang dengan kondisi ini tidak dapat melepas ponsel kapan dan di mana pun. Saat ponsel tidak dalam genggaman penderitanya, mereka akan merasakan ketakutan yang kuat, sehingga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa penelitian menunjukkan hampir 53% orang Inggris merasakan hal tersebut, ketika mereka tidak memegang ponsel, baterai ponsel habis, atau ketika tidak mendapatkan sinyal untuk mengakses ponsel maupun internet. Kecemasan tidak memegang ponsel memang tidak tercantum dalam panduan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Namun, ahli kesehatan menyebutkan bahwa kondisi ini termasuk dalam penyakit mental, khususnya kecanduan terhadap smarthphone. (Aprinda Puji, 2021)
Apa itu Nomophobia?