Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan pasti ada beberapa factor yang melatarbelakanginya. Dalam dunia pendidikan juga terdapat beberapa factor pendukung yang harus dipahami oleh seorang pendidik. Diantara berbagai factor tersebut adalah bagaimana para pendidik bisa memahami situasi dan kondisi, baik lingkungan maupun peserta didik itu sendiri.
Kegiatan belajar mengajar dikelas bukanlah hanya sebuah kegiatan transfer ilmu semata, tapi lebih jauh lagi dalam hal penyiapan dan pembentukan generasi yang lebih kompeten pada bidang pilihnya. Dibutuhkan dukungan dari semua aspek yang menjadi factor penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar disekolah dan salah satunya adalah tingkat kemampuan guru dalam menemukan dan melayani perbedaan individu siswa.
Setiap orang, apakah ia seorang anak atau seorang dewasa, dan apakah ia berada di dalam suatu kelompok atau seorang diri, ia disebut individu. Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan. Tidak ada dua orang yang persis sama satu dengan yang lainnya. Setiap individu pasti memiliki perbedaan dari berbagai aspek, bahkan anak yang lahir kembar pasti memiliki perbedaan.
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berfikir atau homo  sapiens, makhluk yang berbuat atau homo faber, makhluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Setiap individu dalam menjalani hidupnya dilengkapi dengan pembawaannya yang unik yang bersifat pribadi yang dilalui dengan kecepatan tersendiri. Beberapa individu berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan yang lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan.
Lindgren (1980) mengatakan, "perbedaan" dan "perbeedaan individual" menyangkut tentang variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik dan psikologis. Sedangkan Perbedaan Individual menurut Chaplin (1995:244) adalah "sebarang sifat atau perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa membedakan satu individu dengan individu lainnya".
Perbedaan yang muncul pada setiap individu yang kembar identik sekalipun menunjukan bahwa perbedaan antara satu individu yang lainnya merupakan sebuah keniscayaan. Banyak yang berpendapat tentang penyebab munculnya perbedaan-perbedaan pada setiap diri manusia. Secara umum, yang mempengaruhi perbedaan individu adalah factor bawaan (Heriditer) dan factor lingkungan.
Factor bawaan merupakan factor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetic oleh orang tua. Factor bawaan ditentukan oleh kromosom yang ditentukan oleh kromosom yang dibawa dari ibu melalui sel telur / dan dari bapak melalui spermatozoa. Menurut Sugihartono dkk (2007:29), kromosom merupakan partikel seperti benang yang membawa gen.
Gen inilah yang akan membentuk tubuh, kekuatan fisik, kecerdasan, sifat, dan perilaku lainnya sebagai sifat-sifat fenotip dari orang tuanya. Sedangkan menurut Zimbardo & Gerig dalam Sugihartono dkk (2007:30), perbedaan individu selain dipengaruhi factor bawaan juga selebihnya dipengaruhi lingkungan karena kita tidak pernah berada dalam lingkungan yang sama persis.
Lingkungan merupakan salah satu factor yang paling banyak menentukan munculnya perbedan individu. Menurut Sukrin dalam Sri Rumini dkk (2006:43), lingkungan dalam arti luas berupa lingkungan statis seperti tempat dan alam, serta lingkungan yang dinamis yaitu lingkungan social. Secara garis besar, factor-faktor perbedaan individu adalah lingkungan alam dan lingkungan social meliputi status social ekonomi, pola asuh, budaya, dan juga urutan kelahiran.
Kondisi social ekonomi orang tua meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan orang tua. Semakin tinggi pendidikan maka cara pandang dalam mendidik dan aspirasi pendidikan bagi anak juga berbeda, meskipun tidak mutlak. Hasil penelitian yang dikutip Wahslten dalam Sugihartono dkk (2007:31), yang mengkaji hubungan status social ekonomi terhadap kecerdasan menunjukkan bahwa perpindahan seorang anak dari keluarga social ekonomi rendah menuju social ekonomi tinggi berdampak pada meningkatnya IQ anak tersebut sebanyak 12-16 poin.