Siapa yang tidak kenal Stephen King? Maestro novel thriller dan misteri dunia. Mungkin banyak dari Anda yang udah hafal karya-karya penulis yang satu ini sejak lama. Â Saya sendiri hanyalah anak bawang yang baru saja mencoba menyelami karyanya, lewat buku berjudul "The Long Walk".Â
Novel ini menceritakan tokoh Garraty seorang anak remaja yang terpilih menjadi peserta game show populer bernama The Long Walk. Game show tersebut adalah perlombaan jalan kaki sejauh mungkin.Â
100 peserta usia remaja 13 hingga 18 tahun, harus berjalan kaki terus menerus sampai tersisa satu orang yang bertahan dan  menjadi pemenang. Tapi adu jalan kaki ini berbeda. Ada batas kecepatan minimal yang harus dipatuhi oleh peserta.Â
Siapapun yang berjalan di bawah kecepatan minimal akan diberi peringatan 3 kali. Pelanggaran di kali keempat maka yang bersangkutan akan ditembak mati oleh moncong senapan para serdadu yang sedia memantau mereka. Ironisnya, para peserta itu secara sukarela mendaftar menjadi kontestan. 100 peserta dipilih. Siapa yang terpilih sudah tidak bisa mengundurkan diri.
What a creepy game! Sebuah perlombaan hidup dan mati. Akan ada 99 orang tertembak mati sebelum akhirnya seorang peserta keluar sebagai pemenangnya. Lantas apakah Garraty mampu mengikuti game ini dan menjadi pemenang, ataukah dia akan termasuk salah satu mayat yang tergolek di jalanan begitu saja ditinggalkan oleh peserta lainnya? Anda akan tahu itu kalau membaca buku ini pastinya, I wont give  any spoiler here.
Meskipun creepy, ada dialog-dialog antara Garraty dan peserta-peserta lainnya dalam perlombaan ini yang menggugah, dan ironi  bagaimana para warga Amerika digambarkan sebagai mereka yang begitu menikmati perlombaan mengerikan ini. Mereka mengelu-elukan para pesertanya, membuatkan poster-poster untuk menyemangati mereka, selayaknya para pahlawan. Seolah-olah mereka begitu obsesif untuk menonton kematian.
Selama game show berlangsung, tokoh utamanya dalam waktu singkat menemukan pertemanan dengan para peserta lainnya, dan chemistry ide-ide tentang kematian ternyata membuat mereka menjadi lebih cepat dewasa dalam pemikiran, dibanding sebelumnya. Cerita ini berkutat di antara proses perjalanan perlombaan itu.
Lantas pesan apa yang ada dalam buku ini?
Ada nilai-nilai persahabatan, yang saya rasa menjadi poin penting, juga potret kemiskinan dan harapan hidup yang rendah Ada juga kritik terhadap pemerintahan diktator dan militeristik. Juga  ada ungkapan-ungkapan keprihatinan dan ironi program televisi dan para penontonnya.
Buku ini adalah buku pertama yang ditulis oleh Stephen King di tahun pertamanya ketika menjadi mahasiswa di Universitas Maine. Â Namun buku ini baru diterbitkan di tahun 1979 dengan menggunakan nama pena Richard Bachman.Â
Pada tahun 2000, American Library Association mendaftarkan "The Long Walk" sebagai salah satu dari 100 buku terbaik untuk pembaca remaja yang diterbitkan antara tahun 1966 dan 2000.
Meskipun ditulis di tahun 70an, kisah dalam novel ini terasa cukup signifikan untuk dibaca saat ini, karena menampikan program reality show, sebuah program yang menjadi marak di awal abad 20an bahkan hingga saat ini.Â
Menarik sekali bagaimana Stephen King mampu menembusi waktu dengan mengarang sebuah cerita tentang game reality show TV, mengingat bahwa program serupa belum begitu menjadi primadona pada kurun waktu tersebut. Ini menjadikan novelnya meskipun bergenre dystophian dan ditulis di tahun 90an, tapi jauh dari kesan klasik, melainkan lebih berkesan kontemporer.Â
Selama membaca buku ini, saya dipermainkan secara psikis. Namun ketika saya sadar saya tengah diteror, saya sudah terlalu jauh untuk berhenti membacanya, dan sudah terlanjur terperangkap dalam keinginan menamatkan bukunya. Begitulah ciri khas genre psychological thriller.Â
Ada fakta dibalik buku ini, bahwa ternyata Stephen King mendapatkan inspirasi menulisnya dari presiden Kennedy yang pada masa itu mencanangkan program jalan kaki, untuk mengajak para pemuda berolahraga dan menjadi lebih sehat.
Luar biasa, bagaimana kebijakan pemerintah yang begitu positif bisa menjadi inspirasi menulis sebuah novel yang begitu kelam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H