Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Gaya hidup dan humaniora dalam satu ruang: bahas buku, literasi, neurosains, pelatihan kognitif, parenting, plus serunya worklife sebagai pekerja media di TVRI Maluku!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Prediksi Puncak Corona Pasca Lebaran

26 Mei 2020   00:28 Diperbarui: 26 Mei 2020   00:24 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Duh, gimana ya dek, ini kayaknya masih bakal lama deh WFH nya. Kita nunggu aja deh, liat semingguan lagi, angka positif nya kayaknya bakal melambung. Gak tahu kapan berakhir ini."

Begitu kata sepupu saya saat silaturahmi virtual di hari Lebaran kemarin. Ia mengeluhkan begitu banyak orang di kampung halaman kami yang katanya terlihat pulang dari masjid sudah tidak menggunakan masker berjalan kaki menuju rumah-rumah mereka.

Keluhan dan prediksi sepupu saya itu beralasan. Persis seperti apa yang disampaikan pakar epidemologi dari Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif. Ia memprediksi akan ada ledakan jumlah pasien terinfeksi Covid-19 dalam sepekan setelah perayaan Lebaran. Tak tanggung-tanggung ia bahkan menyebut bahwa angka pasien bahkan bisa mencapai ribuan per hari nya.

Hal senada juga diprediksikan oleh ahli epidemologi lainnya, Pandu Riono. Ia mewanti-wanti akan adanya lonjakan pasien di awal Juni nanti.

Bahkan jauh-jauh hari, Profesor Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, sejak April lalu telah memetakan puncak corona di Indonesia akan terjadi satu hingga dua pekan setelah lebaran.

Prediksi-prediksi itu masuk akal. Selama lebaran, aktivitas dan mobilitas masyarakat Indonesia menjadi lebih tinggi dibanding biasanya. Meskipun sudah jauh-jauh hari dihimbau untuk melaksanakan salat Id di rumah dan bersilaturahmi secara virtual. Masih saja tampak masyarakat berbondong-bondong ke Masjid.

Dengan dalih "Mengapa ke Masjid dilarang padahal kalo ke pasar dan mall boleh?" masyarakat tetap ngeyel .   

Maka, sangat beralasan bila Presiden  Jokowi di awal-awal telah menyebut soal kedisiplinan ini. Masyarakat Indonesia terbukti masih jauh dari sikap disiplin. Bahkan meskipun itu terkait dengan nyawa dan keselamatan mereka dan orang-orang yang mereka kasihi.

Selain mobilitas warga yang tak terbendung, di hari lebaran kemarin beberapa lab pemeriksaan ada yang tutup karena libur. Ini mungkin saja akan membuat angkanya terlihat menurun di awal-awal setelah lebaran. Namun pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengingatkan bahwa itu akan segera disusul dengan angka yang lebih besar, dikarenakan beban hutang pemeriksaan spesimen yang tidak dilakukan di hari lebaran.

Bagaimanapun juga, kita harus bersiap bila kurva Covid-19 Indonesia pasca lebaran naik nantinya, namun tetap berharap segera setelah puncaknya, kurva itu bisa segera melandai.

---

Sumber : Satu, Dua, Tiga, Empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun