Beliau akhirnya mengalah dan memulai sesi itu. Namun gurat wajahnya dari layar Zoom tampak sedikit tidak puas karena tak bisa leluasa melihat gerakan saya, sehingga tak bisa mengoreksi bila nantinya ada kesalahan pose.
Begitulah kalau olahraga di ruang apartemen yang memang terbatas. Sudah bisa membentangkan  matras yoga saja sudah sangat bersyukur. Padahal di kondisi normal, saya selalu melakukan yoga di tempat latihan yang luas.
Kondisi pandemi ini memang seperti sumpit yang menjepit semua orang. Kita seperti ada di sebuah mangkok raksasa yang dibatasi oleh batang-batang sumpit itu. Kesempitan ruang-ruang pencaharian hidup, ruang-ruang interaksi sosial langsung, ruang-ruang hiburan dan eksplorasi diri.
Tapi sesempit apapun kondisinya, tetaplah melakukan hal-hal bermakna dan merawat diri dengan segala kesederhanaan yang kita miliki.Â
Dalam pengalaman saya hari ini, melakukan gerakan yoga dengan maksimal adalah salah satu cara merawat diri itu.
Di Ramadan, kesempitan itu tak perlu lah dipersoalkan. Lagipula, kesempitan ruang beryoga tak ada apa-apanya dibanding mereka yang tidak punya ruang sama sekali untuk bermukim.
Tuhan, angkatlah kesempitan dari orang-orang, dan bukalah lebar-lebar jalan penghidupan bagi mereka yang merasakan sulitnya kesempitan itu.