Tampaknya menjadi seorang YouTuber di awal-awal kemunculan Youtube itu sendiri, jalannya cukup mudah. Saat itu semua orang adalah amatir, semua orang sama-sama mengasah kemampuan mereka. Yang konsisten dan selalu berinovasi adalah yang bertahan hingga kini.
Jika benar-benar berbakat dan beruntung (bila videonya viral) maka para YouTuber itu akan mendapatkan tempat di acara bincang-bincang offline atau bahkan masuk ke acara ulasan khusus di TV selama satu jam atau lebih.
Hari-hari ini, jalan itu tampaknya sangat berbeda. Perlu mencari niche yang benar-benar baru, memikirkan konsep yang benar-benar orisinil, dan sering-sering berkolaborasi.
Ditambah lagi dengan gebrakan hijrahnya para selebriti yang memboyong basis fans yang memang sudah mapan. Juga algoritma YouTube yang sepertinya selalu berubah-ubah, serta belakangan harus turut juga mengkhawatirkan pergeseran preferensi orang ke platform streaming lainnya.
Sebagai YouTuber amatir dan sekedar mengisi waktu luang, saya awalnya tidak begitu memperhatikan hal-hal tersebut. Namun seiring berbagi cerita dengan YouTuber kanal lainnya, saya menjadi sedikit lebih concern. Apalagi ini memasuki tahun kedua saya di Youtube.
Semenjak jadi YouTuber saya memang ikut nimbrung di beberapa grup WA para YouTuber. Awalnya karena kesadaran diri merasa kurang ilmu, maka bersegera meminta wejangan dari para sesepuh dan nekat mendaftar menjadi anggota grup.
Tapi pernah juga diundang menjadi anggota tanpa meminta, katanya karena punya channel yang sesuai dengan visi-misi grup mereka. Saya dengan senang hati bergabung saling bertukar ilmu dan pengalaman menahkodai channel Youtube yang masih seumur jagung itu.
Maka perlahan saya pun mulai serius mengikuti kelas-kelas Youtube dari mereka yang sudah lebih berpengalaman dan membaca buku-buku mengenai vlogging.Â
Berikut ini adalah beberapa tips dari saya yang masih amatiran untuk anda yang baru memulai kanal YouTube.
Tentukan niche anda dan join komunitasnya.