Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Gaya hidup dan humaniora dalam satu ruang: bahas buku, literasi, neurosains, pelatihan kognitif, parenting, plus serunya worklife sebagai pekerja media di TVRI Maluku!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

4 Hal yang Dapat Dilakukan untuk Mengatasi Krisis Kesehatan Mental

16 April 2020   19:14 Diperbarui: 17 April 2020   17:30 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di awal-awal masa pandemi ini orang-orang sudah berkomat-kamit tentang efek karantina global terhadap ekonomi, tetapi bahasan tentang krisis kesehatan mental baru saja dimulai ketika sudah banyak orang yang mengeluhkan tentang ini.

Dalam artikel sebelumnya saya menyebutkan bahwa fear zone adalah fase awal yang akan dialami semua orang terkait dengan wabah Covid-19. 

Fase itu bisa berlangsung cepat atau lambat bergantung pada respon kita dan lingkungan terhadap ketakutan tersebut. Namun fase fear zone yang lama dan tidak segera diatasi bisa berlanjut pada gangguan kesehatan mental orang-orang.

Dan bilapun kita telah melewati fase itu dengan baik, kita harus memaklumi bahwa kondisi ini tidak sama pada semua orang dan karenanya kita tetap harus bersiap dengan kondisi ledakan jumlah orang-orang depresif dan itu bisa saja adalah orang-orang terdekat kita sendiri.

Kesehatan mental (Sumebr gambar: Cirseru.org)
Kesehatan mental (Sumebr gambar: Cirseru.org)
Beberapa Hal yang Bisa Anda Lakukan

Berikut ini, saya mencoba untuk membuat daftar apa yang bisa dilakukan untuk turut andil dalam menjaga kesehatan mental pribadi dan orang-orang sekitar saya. 

1. Berusaha membuat rutinitas keluarga atau To Do List sendiri 
Kemungkinan karena orang-orang bekerja di kantor atau yang langsung berhubungan dengan orang lain, maka sebagian besar dari mereka pun bergantung pada rutinitas sosial. Ketika sekat-sekat rutinitas itu hilang selama pandemi, kita benar-benar kehilangan arah.

Pandemi tidak dapat saya kontrol, satu-satunya yang bisa saya kontrol adalah rutinitas itu sendiri. Maka saya membuat jadwal rutin dan berusaha untuk disiplin dengan jadwal tersebut. It's difficult I know. Saya masih berjuang untuk melibatkan suami dalam rutinitas bersama. Tapi saya yakin masa adaptasi akan segera lewat.

Anda juga bisa memulai dengan jadwal standar seperti kapan harus tidur, bangun, makan, mandi dan berolahraga atau merawat diri dan berinteraksi sosial lewat gadget.

2. Saat untuk membangun atau memperbaiki hubungan dengan orang lain
Tentu saja maksud saya bukan dengan mengajak bertemu orang-orang. Setidaknya di saat-saat ini, semua orang sepertinya memiliki waktu yang cukup longgar untuk mengirimkan sms atau video call dengan orang-orang yang mungkin sudah lama terabaikan. Entah itu sepupu jauh, atau teman masa kecil. Inilah saat paling tepat untuk menanyakan kabar mereka.

3. Health is a Must 
Kesehatan yang utama. Ini terdengar klise, karena kita akan terus-menerus mendengar ini berkali-kali disebut di masa-masa pandemi. Tetapi yang saya maksudkan bukanlah menghabiskan paket data untuk menonton instruktur senam di YouTube, meskipun ini salah satu tips yang sepertinya digandrungi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun