Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Gaya hidup dan humaniora dalam satu ruang: bahas buku, literasi, neurosains, pelatihan kognitif, parenting, plus serunya worklife sebagai pekerja media di TVRI Maluku!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sensasi Para Kutu Buku Menjadi Mayoritas di MRT

17 September 2019   00:02 Diperbarui: 18 September 2019   04:54 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara yang juga diikuti oleh Gubernur DKI Anies Baswedan ini, melibatkan lebih dari 200 orang relawan membaca dari semua kelompok usia bahkan juga melibatkan kelompok disabilitas.

KeREADta memang disambut baik oleh Pemprov DKI dan MRT Jakarta, yang kebetulan juga di saat yang sama menginisiasi program #RuangBacaJakarta di stasiun MRT Bundaran HI Jakarta. 

Melalui program tersebut MRT Jakarta menyiapkan Kotak Donasi Buku dan menyiapkan Rak Buku untuk penempatan Buku Donasi di 13 Stasiun MRT Jakarta.

Selain itu, banyak pihak berkolaborasi untuk mensukseskan flash mob KeREADta 2019 ini. Di antaranya ada Yayasan Taman Baca Inovator, Indoreadgram, Booktube Indonesia, Pandulisane, Indorelawan dan lain-lain.

Dok. KeREADta 2019
Dok. KeREADta 2019

Setelah flash mob membaca, kegiatan dilanjutkan dengan talkshow bertema "Make Reading a Trend".

Diisi oleh para pembicara yaitu Chiki Fauzi (Spokeperson Wardah), Muhammad Kamaluddin (Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta), Stefanni Bella (Penulis buku Elegi Renjana), dan Sophia Mega (Booktuber dan penulis buku Loe Ngerti Siapa Gue).

"KeREADta jadi salah satu gerakan penting untuk mulai memperlihatkan bahwa buku dapat dibaca oleh siapa saja, diperbincangkan dengan menyenangkan dan menumbuhkan kebiasaan membaca tersebut di sela-sela waktu yang kita miliki." Ujar Sophia Mega yang membuat saya manggut-manggut selama sesi talkshow berlangsung.

Bayangkan bila di MRT, di kereta, atau pun di halte bis, anda melihat banyak orang yang juga membaca. Anda tidak lagi merasa minoritas, tidak lagi merasa sendirian, dan tidak akan jadi soal dilabeli dengan ungkapan kutu buku atau apapun itu.

Sampai Jumpa di KeREADta 2020, tularkan terus virus membaca!  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun