Masih di tahun yang sama, bangsa ini kembali menghadapi kehilangan besar putra bangsa yang cemerlang, setelah sebelumnya sederetan nama penting lainnya pun berpulang ke haribaan Tuhan.
Prof. Ing. BJ. Habibie akhirnya menutup mata di RS Gatot Subroto setelah sebelumnya dirawat selama 2 minggu.Â
Beliau memang sudah sepuh, 83 tahun bukanlah waktu yang singkat. Tapi tetap saja mendengar berita wafat beliau adalah momen yang memilukan bagi setiap anak bangsa.
Beramai-ramai warga pun mengucapkan belasungkawa, channel TV maupun Youtube berulang-ulang mengulas kisahnya.Â
Namun ada satu yang mengesalkan, yakni ketika sebuah pesan broadcast muncul di WA, dengan judul "Kalaulah Sempat" dan mencatut nama Pak Habibie sebagai penulisnya.Â
Isinya diawali dengan pra-narasi kutipan dari Pak Habibie saat pidato di Cairo tentang beliau yang dianugerahi ilmu teknlogi tetapi sadar kemudian bahwa ilmu agama lebih penting.Â
Kemudian narasi renungan kematian mengisahkan dengan apa-apa yang harus disiapkan menghadapi kematian, bahwa segala yang ada di dunia ini tidak pasti, dan yang pasti adalah kematian.Â
Tak jadi soal bila memang pak Habibie menuliskan sebuah pesan terakhir. Itu akan menjadi legacy terakhirnya setelah begitu banyak nilai yang bisa kita contoh dari beliau.Â
Namun yang bagi saya mengesalkan adalah narasi renungan itu menyebutkan bahwa pak Habibie seolah menyesalkan waktu hidupnya.Â
Ada kesan seolah jiwanya kosong, seolah bahwa rumah besar dan anak-anaknya yang sukses, serta segala aset-asetnya yang terus produktif itu ia pertanyakan, entah untuk siapa?Â
Narasi yang seolah ingin mengatakan bahwa intelektualitas dan kehidupan sukses itu tidak perlu, karena tidak dibawa mati.
Saya termasuk yang sangat sering membaca dan mendengar pidato dan dialog-dialog pak Habibie. Dan sedikitpun tidak pernah saya mendengar pesimisme atau ketidakpuasan beliau terhadap hidup yang beliau jalani.Â
Malah di banyak kesempatan, Pak Habibie selalu menggemakan semangat kerja, semangat hidup untuk berbuat dan bermanfaat bagi orang lain.Â
Dan itulah yang ia lakukan dan buktikan. Sama sekali beliau tidak meninggikan satu diantara yang lain. Menafikkan optimisme hidup Pak Habibie hanya untuk membuat makna renungan tertancap dalam, bagi saya seperti menyampaikan hal baik dengan cara yang luar biasa buruk.
Fakta lain pula dalam pidatonya di Cairo, beliau memang menyebutkan dengan pentingnya iman dan taqwa namun juga menegaskan bahwa iptek dan imtaq harus seimbang dalam kehidupan.
Saya tidak ingin langsung percaya begitu saja bahwa itu adalah pesan pak Habibie, apalagi karena renungan itu ditulis dengan menyebut Pak Habibie dengan kata ganti orang ketiga.Â
Saya pun berselancar di internet, dan menemukan tulisan yang sama juga di berbagai website berita, tapi tetap tidak bisa memberikan kesimpulan tentang siapa sebenarnya penulisnya.Â
Sampai saya dibawa menuju blog ini yang memang menuliskan renungan berjudul kalaulah sempat dengan waktu penulisan tahun 2016, namun sama sekali tidak ada kaitannya dengan pak Habibie.
Wah wah, luar biasa. Si penulis renungan yang mencatut nama Pak Habibie ini ternyata hanya asal juga mencatut tulisan dari blog orang lalu menempel sana-sini dan memberi pra-narasi dengan kutipan pak Habibie untuk mendramatisasi dan melegitimasi tulisannya.Â
Inilah salah satu jenis hoaks yang mendapatkan kesempatan viral hanya karena masyarakat berpikir, pesannya baik.
Tetapi hoaks tetaplah hoaks, bahkan ini masuk kategori kriminal dengan mencatut tulisan orang lain dan nama orang lain sebagai penulis, hanya agar pesannya viral.Â
Lagipula, banyak penggiringan opini dalam tulisan tersebut yang akan sangat menohok bagi keluarga pak Habibie.
Jadi untuk Anda yang mendapatkan pesan broadcast tersebut. Pastikan pesan tersebut berhenti di Anda.Â
Dan mari beri doa terbaik untuk Pak BJ Habibie tercinta yang saya yakin telah dinanti Tuhan dengan pelukannya yang paling mesra dan dinanti kekasihnya Ibu Ainun dengan senyum paling manis, semanis gula jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H